IDTODAY.CO – Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini menegaskan penurunan harga minyak mentah dunia mestinya menular pada harga BBM di Indonesia.

Setidaknya BBM jenis premium bisa mengikuti anjloknya harga minyak mentah dunia.

Saat ini, harga minyak mentah dunia merosot tajam. Untuk jenis Brent Crude berada di level USD 31 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level USD 24 per barel.

Penurunan BBM di Indonesia harusnya cepat dilakukan karena menurut hitungan Rudi, harga keekonomian BBM Premium turun dari Rp 8.400 per liter menjadi sekitar Rp 4.800 hingga Rp 5.000 per liter.

Baca Juga:  Suspek Corona, Anggota DPR Fraksi PDIP Meninggal Dunia

“Harga keekonomian (BBM Premium) saat ini sekitar Rp 5000. Dulu nilai keekonomiannya Rp 8.400,” kata dia sebagaimana dikutip dari Kumparan.com (11/4/2020).

Rudi menegaskan bahwa BBM Premium mencapai Rp 8.400 masih mengikuti harga minyak mentah dunia pada periode 2012.

Sedangkan saat ini perubahan perekonomian dunia sangat jauh berbeda. Harga harga minyak mentah yang asalnya USD 105 per barel kini menjadi USD 40 per barel. Begitu juga dengan nilai tukar rupiah, yang dulunya masih Rp 10.000 per Dolar AS, sekarang melemah menjadi Rp16.000 per dollar AS.

“Jadi Rp 8.400 x Rp 15.000 / Rp 10.000 × USD 40 / USD 105 = Rp 4.800. Itu semua sudah termasuk PPn dan keuntungan Pertamina 10 persen,” tegasnya.

Hal itu akan berefek pada APBN yang tidak dapat surplus dari sektor minyak dan gas dikarenakan Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak mentah dan BBM (net importir).

Menurut Rudi, keadaan tersebut bakal mengakibatkan defisit karena konsumsi BBM semakin tinggi, sementara produksi makin turun.

Baca Juga:  Maaf Ya, Kerja dari Rumah Tak Dapat Kompensasi Listrik

Akan tetapi sampai saat ini pemerintah masih belum mengambil keputusan untuk menurunkan harga BBM premium dan solar bersubsidi yang masih bertahan di angka Rp6.450 per liter.

Padahal, pada bulan lalu, Presiden Jokowi telah meminta para menterinya untuk mengalkulasi rencana penurunan harga BBM subsidi maupun nonsubsidi. Karena beliau presiden memprediksi harga minyak dunia akan turun ke level USD 30 per barel.

“Saya minta kalkulasi dihitung dampak dari penurunan ini pada perekonomian kita terutama BBM, baik BBM subsidi dan nonsubsidi,” tagas Jokowi saat itu.[brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan