IDTODAY.CO – Puluhan perusahaan ternama dunia, seperti Apple, Nike, Adidas, Uniqlo dan Skechers diketahui memiliki pemasok yang telah memperkerjakan warga minoritas Muslim di China secara paksa. Inilah laporan terbaru dari
Australian Strategic Policy Institute (ASPI) merilis laporan yang mengejutkan terkait perusahaan-perusahaan besar yang mempekerjakan Muslim Uighur secara paksa. Dalam laporan tersebut, terdapat perusahaan terkenal seperti Apple, Nike, Adidas, Uniqlo dan Skechers.
Vicky Xu, peneliti ASPI dan penulis utama laporan berbahasa China dengan judul ‘Uyghurs for Sale’ tersebut, menyampaikan bahwa ada sekitar 83 merek hasil produksi China yang Muslim Uighur pekerja paksa.
Jumlah muslim uighur yang “diperjualbelikan” antara pemerintah dan para pemasok antara tahun 2017 sampai 2019 berjumlah 80.000 pekerja.
“Pejabat dan makelar menerima uang untuk setiap orang Uyghur yang bisa mereka kirim. Perusahaan penerima mendapat uang tunai dari setiap orang Uyghur yang mereka ambil,” kata Vicky Xu, sebagaimana dikutip dari Detik.com (3/3/2020).
“Semua yang terlibat dalam pemindahan ini mendapat keuntungan, kecuali pekerja Uyghur.” Lanjutnya.
Laporan tersebut juga menyajikan pengakuan Presiden produsen HYP di provinsi Anhui -emasok merek olahraga Fila, Adidas, Puma dan Nike-, mengatakan lebih suka pekerja Xinjiang “meskipun kualitas pekerja Korea Utara baik, saya enggan menghabiskan uang untuk pekerja asing “, demikian dikutip dari laporan ASPI.
Pada 2019, ABC melaporkan merek pakaian Jepang, Muji dan Uniqlo, tetap memasarkan produk “katun dari Xinjiang,” meskipun mereka khawatir tentang terjadinya kerja paksa. Abercrombie & Fitch, termasuk merek yang terdapat dalam laporan tersebut, berapa pun pada akhirnya mereka memutus ikatan dengan para pemasok yang terindikasi menggunakan pekerja paksa.(detik)