Pesantren Menjadi Prioritas Tes Masif Corona

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Foto: (liputan6.com)

IDTODAY.CO – Tes masif akan kembali dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam penanganan virus corona atau Covid-19. Kali ini, Pemprov membidik pesantren-pesantren yang ada di Jawa Barat.

Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat berkomitmen untuk melakukan tes Corona secara masif,. Kali ini yang menjadi sasaran adalah pesantren yang ada di daerah tersebut. Dia memastikan akan melakukan tes minggu ini setelah kemarin meminta izin kepada para pengasuh pesantren.

“Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan juga di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” terang Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat rapat terbatas Koordinasi Lintas Provinsi Terkait Monitoring Pelaksanaan Penanganan Pandemi Covid-19 bersama Wakil Presiden Maruf Amin melalui video conference, sebagaimana dikutip dari Rmol.id (8/4/2020).

Kang Emil -panggilan akrab Ridwan Kamil- menegaskan bahwa Jawa barat memiliki banyak sekali alat rapid test. Jumlahnya sekitar 100.000 sudah di didistribusikan kepada 27 kabupaten atau kota dengan jumlah alat sekitar 63.000 buah.

Hasilnya, dari 21.600 yang sudah melakukan tes tercatat ada 826 kasus suspek Corona yang berhasil dideteksi.

Kang Emil menyebutkan bahwa banyak sekolah bersama dan pusat pendidikan di Jawa barat yang sudah mendeteksi adanya kasus positif Corona. Karenanya sekolahdan pusat pendidikan tersebut menjadi target berikutnya untuk dilakukan rapid test.

Baca Juga:  Fachrul Razi Minta Pengurus Pesantren Segera Melapor Bila Menemukan Pasien Covid-19

“Di Jabar banyak Pusdik TNI/ Polri. Dari indikasi ini Bapak Wapres, perlu ada semacam evaluasi di masa pendemik ini, bagi lembaga pendidikan TNI/ Polri khususnya terkait siswa yang berkegiatan dan berkumpul,” terang Emil. .

Daud Achmad Jurubicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat, menegaskan bahwa pesantren sangat butuh untuk dilakukan rapid test karena ‘gaya hidup’ santri yang suka tinggal beramai-ramai sangat rawan untuk tertular. “Kita tahu, santri tinggal di kobong ramai-ramai. Kerawanannya, kalau ada satu saja yang terpapar akan berpotensi penularan. Tes ini juga sebagai deteksi dini, jika ditemukan kasus positif cepat ditangani,” kata Daud.[brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan