Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan data baru soal penanganan virus corona di Jakarta, yakni jumlah orang yang meninggal tapi belum sempat dites corona. Saat menyampaikan informasi itu, suara Anies mendadak bergetar.
Anies yang sudah beberapa hari mengenakan masker semula menyampaikan update penanganan corona di Jakarta seperti biasa. Tapi, nada bicara Anies mulai berubah saat menyampaikan ada warga Jakarta yang meninggal dan dimakamkan dengan protap corona, tapi belum sempat dites.
Anies mendadak terbata-bata saat bicara. Dia sempat berhenti beberapa detik sebelum akhirnya menyampaikan ada 283 warga Jakarta yang meninggal tanpa dites corona.
“Pemprov DKI juga memantau data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, ini adalah dinas yang mengurusi pemakaman. Di bulan Maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap COVID-19, di antaranya bahwa jenazah harus dibungkus dengan plastik, lalu harus dimakamkan kurang dari 4 jam, lalu petugasnya menggunakan APD,” kata Anies saat konferensi pers di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (30/3) sore, yang bisa disaksikan di akun Facebook Pemprov DKI Jakarta.
Setelah menyampaikan itu, Anies kembali terdiam sejenak. Dia terus melihat data yang dibawa dan diletakkan di podium. Beberapa detik kemudian Anies kembali berbicara.
“Sejak tanggal 6 (Maret) itu mulai ada kejadian pertama sampai dengan kemarin tanggal 29 (Maret) itu ada 283 kasus. Artinya ini adalah mungkin mereka mereka yang belum sempat dites, karena itu tidak bisa disebut sebagai positif, atau sudah tapi belum ada hasilnya kemudian wafat,” tutur Anies dengan suara bergetar.
Tak terlihat betul apakah Anies sempat menitikkan air mata saat menyampaikan data ini. Kacamatanya tampak memantulkan cahaya lampu mirip dengan mata yang berkaca-kaca.
Anies meminta warga tidak meremehkan data ini. Ini artinya masih banyak orang yang positif corona, tapi tak terdeteksi. Bila tidak segera ditangani bisa berdampak buruk.
“Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik. 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga kita yang bulan lalu sehat bisa berkegiatan,” kata Anies dengan suara semakin bergetar.
“Mereka punya anak, mereka punya istri, punya saudara. Dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius pembatasan,” tambah Anies.
Setelah berhenti sejenak, Anies kembali menguatkan diri untuk melanjutkan pernyataannya. Anies sekali lagi mengingatkan warga untuk menjaga jarak dan tetap di rumah.
“Tinggallah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak. Lindungi diri, keluarga, lindungi tetangga, lindungi semua. Jangan sampai Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang mengurusi makam ini punya angka yang lebih tinggi lagi,” ucap Anies.
“Mari kita punya tanggung jawab. Ini kenapa kami merasa perlu untuk menyampaikan pesan yang amat kuat pada seluruh masyarakat,” tutup dia.
Sumber: kumparan.com