IDTODAY.CO – Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) membuat sebuah laporan terkait kebijakan belajar dari rumah. Dalam laporannya, LPAI menegaskan bahwa banyak anak-anak stres akibat kebijakan belajar dari rumah selama masa darurat Corona.

Laporan tersebut diterima oleh Psikolog anak Seto Mulyadi. Menurutnya, anak-anak tersebut merasa stres dan tertekan.

“Dari beberapa laporan yang kami terima dari LPAI, lembaga perlindungan anak Indonesia, banyak anak-anak yang mengalami stres, tertekan,” ungkap pria yang akrab disapa Kak Seto ini dalam jumpa pers virtual, di Gedung BNPB, Matraman, Jakarta Timur, sebagaimana dikutip dari Rmol.id (25/4).

Kak Seto meminta para orangtua untuk menggantikan posisi guru. Hal itu dikarenakan, berdasarkan laporan dari LPAI, anak-anak merasa stres karena tidak bisa belajar sebagaimana ketika berada di sekolah.

“Para orang tua sekarang harus menjadi guru tiba-tiba di dalam rumah, dan kemudian mencoba untuk menjelaskan menerangkan, memaksakan suatu hal dicapai oleh putra-putrinya sendiri, sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan,” tegas pencipta karakter boneka Si Komo itu.

Baca Juga:  Ma'ruf Amin Bicara Soal Pendidikan Daring: Sumber Pengetahuan Tidak Lagi Menjadi Terbatas

 Ia menekankan, para orang tua harus mau mempelajari cara para guru memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Tentunya, para orang tua harus bisa menyampaikan pelajaran secara persuasif layaknya guru sungguhan.

 “Beberapa ingin segera rindu pulang kembali lagi ke sekolah, bertemu dengan ibu guru atau bapak guru yang menjelaskannya dengan lebih nyaman, lebih tenang, lebih kreatif dan sebagainya,” terang Kak Seto.

Demikian itu, karena gaya belajar dengan memberikan tekanan berlebihan kepada anak, lambat laun akan menimbulkan rasa stres.

 “Tekanan-tekanan demikian tanpa sadar menimbulkan kekerasan terhadap anak, dan dampaknya anak-anak juga mengalami stres,” pungkasnya.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan