IDTODAY.CO – Ekonomi Senior, Faisal Basri ceritakan pembicaraan dirinya saat bertemu dengan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini pada Jumat (25/7). Faisal mengatakan bahwa berdasarkan apa yang disampaikan Dirut PLN, saat ini PLN berada di ujung tanduk.
“Saya kemarin baru kayak mau nangis sama Dirut PLN, dia bilang sampai sekarang tunggakan pemerintah nol belum dibayar. Akibatnya kalau September belum dibayar, kolaps PLN,” ujarnya saat Webinar yang diadakan oleh Universitas Brawijaya secara virtual, Sabtu (25/7). Seperti dikutip dari kumparan (25/07/2020).
Faisal menyebutkan, kolapsnya PLN bisa terjadi karena PLN memiliki utang yang besar, mencapai Rp 500 triliun. Utang tersebut berasal dari kebiasaan perusahaan mencari pinjaman Rp 100 triliun selama lima tahun.
Diketahui bahwa pemerintah memiliki utang Rp 45,42 triliun kepada PLN. Utang itu berasal dari kompensasi tarif selama 2 tahun karena tidak ada kenaikan listrik.
Selain itu, Faisal juga menyinggung beberapa perusahaan BUMN yang saat ini sedang mendapat tekanan utang. Misalnya seperti Garuda Indonesia memiliki utang USD 500 juta, dan Perumnas mempunyai utang Rp 650 miliar. Sementara untuk Hutama Karya dan Wijaya Karya juga memiliki utang, namun tidak dijelaskan lebih rinci.
“Satu demi satu mereka minta restu ke DPR kalau teman temen ingin bahan-bahan rapat kerja BUMN itu saya ada,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Faisal menyarankan agar BUMN fokus menyelesaikan persoalan internal. Setelah itu baru fokus memulihkan ekonomi nasional.
“BUMN bermasalah sekarang urusin aja BUMN supaya sehat,” jelasnya.[kumparan/aks/nu]