IDTODAY.CO – Virus Corona kian mewabah, pasien positif corona juga bertambah dan meningkat. Hal ini menyebabkan kekhawatiran terhadap masyarakat. Muncul desakan agar pemerintah melakukan tes corona disetiap daerah. Dengan begitu semua masyarakat bisa melakukan pemeriksaan Corona untuk mencegah proses penularan sejak dini. Kapan hal itu bisa dilakukan, Pak Jokowi?
Mohammad Adib Khumaidi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI mengatakan bahwa pihaknya sudah sedari awal mendorong pemerintah agar melakukan pemeriksaan terkait Corona dan dibuka lebih banyak. Dia mencontohkan Korea Selatan yang mampu menahan peningkatan kasus tanpa harus melakukan lockdown.
“Korea Selatan kenapa berhasil dan tidak melakukan lockdown karena di awal sudah dilakukan rapid screening. Jadi dia bisa menemukan dengan cepat kasusnya karena dari awal langsung rapid screening,” kata Adib kepada wartawan, Selasa (17/3/2020) malam. Sebagaimana di kutip dari Detik.com (18/03/2020).
Adib juga mengaku bahwa memag wilayah geografis Indonesia berbeda dengan Korea Selatan. Akan tetapi setidaknya ada benang merah yang bisa diambil dari kasus Korea Selatan itu yakni pemeriksaan yang massif untuk melokalisasi penyebaran virus.
“Kalau ada tempat-tempat pemeriksaan didukung pemerintah pusat atau daerah maka kita akan semakin cepat menemukan kasusnya, maka kita akan cepat melokasilisirnya,” ujar dia.
Hermawan Saputra Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menyampaikan pendapat yang sama. Hermawan mendorong adanya desentralisasi pemeriksaan laboratorium di daerah.
“Kuncinya kalau kita belajar dari Korea Selatan itu pemeriksaan laboratorium semakin orang banyak dites positif atau negatif, semakin cepat orang mendapatkan hasilnya,” ujar Hermawan saat dihubungi terpisah.
Selain itu, Nihayatul Wafiroh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI menilai semua orang perlu mengikuti tes Corona. Pemeriksaan itu akan menentukan siapa-siapa saja orang yang terkena wabah Corona.
“Jadi yang selama ini yang selalu diembuskan kalau merasa tidak pernah kontak dengan orang dari luar negeri atau tidak pernah ke luar negeri, mereka tidak perlu tes. Tapi menurut saya sebenarnya seluruh masyarakat harus melakukan tes untuk memastikan dan untuk mendeteksi siapa yang sudah kena dan untuk delay mencegah penyebarannya, cuma masalahnya tes kitnya siap atau nggak, laboratoriumnya siap atau nggak,” ujar Nihayatul.
Sebelumnya, Achmad Yurianto Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona,mengatakan bahwa akan ada penambahan signifikan kasus positif Corona dalam beberapa hari ke depan. Yuri menyebut ada berbagai alasan berkaitan dengan prediksinya itu.
“Ini disebabkan karena satu, contact tracing aktif kita laksanakan; kemudian kedua, edukasi kepada masyarakat semakin gencar dilakukan sehingga masyarakat pun sudah mulai menyadari bahwa mereka pun juga harus waspada, beberapa kemudian yang merasa memiliki kontak dekat dengan kasus positif yang sudah kita nyatakan melaksanakan konsultasi kepada dokter di berbagai rumah sakit,” kata Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube, Selasa (17/3).
Sebelumnya Yuri juga menyampaikan bahwa saat ini ada 172 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Sedangkan pasien yang meninggal dunia berjumlah 7 orang.
Sumber: detik.com
Editor: Ahmad Kamali