IDTODAY.CO – Armand Hartono, salah satu pewaris grup Djarum yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA, mengisahkan bagaimana sebuah bisnis besar seperti Djarum dirintis dari nol.

Akan tetapi kesuksesan yang diraih oleh Ahmad Hartono tidak didapatkannya dengan begitu saja. Selalu ada momentum saat seseorang mengalami kegagalan, bahkan menjadi tragedi besar dalam kehidupan bisnis seseorang. Dari kegagalan dan tragedi inilah, beberapa orang justru memetik pelajaran untuk semakin kuat dan berhati-hati.

Baca Juga: Kenaikan Anggaran Covid, Bukan Jaminan Penyelesaian

Atas kegigihannya tersebut untuk selalu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya itulah yang menjadikan bisnis yang dirintisnya kini menjadi bersinar terang benderang dan menguasai banyak lini bisnis.

Hingga saat ini, gurita bisnis Djarum merambah segala bidang, tak hanya rokok, juga keuangan dan perbankan, e-commerce, material bangunan, perhotelan, perkantoran, perumahan, dan masih banyak lagi.

Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk atau BCA telah dikenal sebagai bank swasta terbesar di Indonesia yang kini berada dalam genggaman grup Djarum juga.

Bank yang berdiri sejak 21 Februari 1957 atau sudah 64 tahun ini dimiliki oleh produsen rokok kretek PT Djarum.

Armand bercerita, salah satu pelajaran penting dari kakeknya selaku pendiri Djarum adalah, dia diajarkan untuk siap menghadapi situasi apa pun, termasuk naik turunnya usaha dan risiko kebangkrutan. Harus siap menghadapi apa pun yang terjadi.

“Jadi, kalau melihat dari sebelumnya ditanam di kehidupan saya, itu intinya sudah siap habis, siap perubahan apa pun juga,” tutur Armand dalam webinar The Untold Story of Next Generation Leaders, Sabtu (13/3/2021). Sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Armand Hartono mengatakan kakeknya yaitu Oei merintis usaha yang kini menuai sukses besar tersebut mulai dari nol saat masih berdagang dan mulai membangun pabrik mercon.

Baca Juga: Geger Pembacokan Imam Sholat Saat Sedang Sujud, 1 Orang Tewas

Namun, tahun 1939, terjadi kecelakaan yang menyebabkan pabrik Oei meledak dan membuatnya gulung tikar. Tapi, usaha tak berhenti hanya karena tragedi ledakan mercon ini.

Tak kapok sampai di situ, Oei kembali mendirikan bisnis mercon dua tahun setelahnya dan lagi-lagi mengalami kebangkrutan dengan cerita yang sama. Tetap tak mau menyerah.

Tahun 1942, Oei kembali mendirikan pabrik namun ditutup karena pada saat itu Indonesia baru saja dijajah oleh Pemerintah Jepang.

Barulah tahun 1957, Oei mendirikan PT Djarum. meskipun bisnis yang dirintisnya tersebut untuk kesekian kalinya harus mengalami kebangkrutan karena dibakar oleh seseorang.

Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh usaha keluarganya menjadikan darman menjadi semakin matang karena ditanamkan prinsip untuk selalu menerima risiko terburuk sekalipun.

Armand Hartonoselalu yakin bahwa setiap kegagalan yang dialami memiliki hikmah tersendiri. Pemikiran serupa selalu di tanamkan kepada semua keluarga dan orang-orang terdekatnya

Bahkan, situasi pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia menurutnya harus melahirkan berbagai inovasi yang menguntungkan.

“Tidak ada inovasi kalau tidak ada masalah dan tidak ada solusi tanpa masalah. Tidak ada perubahan tanpa terpaksa karena kita terpaksa, dipaksa, dan akan biasa,” urainya.

Armand berpendapat, dengan perubahan justru membuat kehidupan jadi lebih baik. Bahkan, kondisi Pandemi Covid-19 tidak untuk diratapi namun untuk memotivasi diri untuk menjadi lebih baik.

“Do your best (lakukan yang terbaik) dan pasrah karena Tuhan bisa melakukan yang terbaik,” tutup dia.

Baca Juga: Pekerja China Luka-luka dan Pabrik-pabrik China di Myanmar Dijarah dan Dibakar, Ada Apa Sebenarnya ?!

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan