Berharap Ringankan Beban Orang Tua, Gubernur Kalbar Wacanakan Siswa SMA/SMK Tak Wajib Pakai Seragam Sekolah

Sutarmidji Kisahkan Pengalaman Pegawai Pemprov Berhasil Melawan Corona Hingga Rapid Test Negatif.(Foto: TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA)

IDTODAY.CO – Guna untuk meringankan beban orang tua siswa yang terdampak COVID-19 atau corona virus, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mewacanakan siswa SMA/SMK tidak wajib menggunakan seragam sekolah selama satu tahun masuk sekolah.

Sutarmidji juga mengatakan pihaknya akan memfokuskan di bidang pendidikan di tengah pandemi COVID-19 agar pendidikan di Kalbar bisa berjalan dengan baik tanpa memberatkan siswa maupun orang tua. Upaya itu juga merupakan bentuk toleransinya terhadap orang tua siswa yang perekonomiannya saat ini sedang tidak stabil.

Baca Juga:  Pemerintah Bolehkah Sekolah di Zona Kuning Dibuka, Komisi X DPR: Lebih Baik di Rumah Saja

Sutarmidji juga meminta kepada Kepala SMA dan SMK Negeri agar tidak meminta biaya daftar ulang bagi siswa baru. Sementara, untuk SD dan SMP menjadi kewenangan Bupati dan Wali Kota.

“Jangan paksa murid untuk membeli pakaian seragam dari sekolah. Sekolah mau jual boleh, tapi jangan memaksa siswa untuk membeli biarkan mau beli dari luar pun boleh,” kata Midji, Sabtu (11/7). Seperti dikutip dari kumparan (11/07/2020).

Bahkan ia mengancam akan mengganti kepala sekolah yang ketahuan memungut biaya daftar ulang.

Baca Juga:  Antisipasi Corona, Gubernur Kalbar Liburkan Sekolah, Pelajar Yang Masih Berkeliaran, Suruh Angkut Ke Satpol PP

“Kalau ada kepala sekolah yang melakukan pungutan daftar ulang, maka duitnya saya suruh kembalikan dan kepala sekolah saya ganti. Kemudian, kalau misalnya jual pakaian harga lebih mahal, lebih dari pasaran dan harus wajib beli juga akan kena,” tegasnya.

Langkah ini diambil karena melihat kondisi perekonomian orang tua siswa yang tidak stabil akibat pandemi covid-19.

“Kita harus mikirlah bayar uang sekolah ada yang sampai Rp 1,6 juta, kan tidak penting juga kenapa harus beli seragam dua pasang dan batik sekolah juga belum perlu,” ucapnya.

Sutarmidji juga meminta kepada kepala sekolah agar dapat menyesuaikan kondisi masyarakat saat ini.

“Jadi tidak perlu dulu seperti pakai batik sekolah seharusnya tidak perlu untuk beli seragam dua stel dulu. Kalau saya baru ada wacana tapi belum putusan bahwa untuk satu tahun sekolah tidak perlu pakai seragam dulu,” pungkasnya.[kumparan/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan