Fadli Zon Saran BUMN tak Rekrut Komisaris dari Kalangan Buzzer

Fadli Zon dan Dede Kristia Budiyanto. (Foto: fajar.co.id)

IDTODAY.CO – Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menyayangkan tindakan Komisaris Independen PT Pelni (Persero) Dede Kristia Budiyanto, yang mencopot pejabat di perusahaannya hanya gara-gara mengundang penceramah yang dia anggap memiliki paham radikalis. Menurut Fadli Zon, apa yang dilakukan Kristia Budiyanto merupakan bentuk Islamophobia.

“Bisa digolongkan sebagai bentuk tindakan Islamophobia. Sebab, tindakan itu disertai dengan tuduhan serius mengenai radikalisme, yang mestinya punya dasar serta konsekuensi yang juga serius,” ucap Fadli Zon lewat keterangan tertulisnya, Senin (12/4).

Fadli Zon bilang bahwa Kristia Budiyanto tidak punya dasar bukti menuduh para Ustad tersebut radikal. “Siapa sebenarnya yang dituduh radikal? Apakah panitianya? Atau daftar narasumbernya?” katanya.

Bahkan salah satu narasumber yang diundang adalah Ketua Komisi Dakwah MUI, K.H. Cholil Nafis. “Apakah ia juga dianggap radikal? Apakah MUI dianggap sebagai sarang orang-orang radikal oleh Komisaris Independen PT Pelni?” tanya Fadli Zon.

Sejumlah penceramah atau ulama yang diundang tapi kemudian dibatalkan, diantaranya Ustad Firanda Andirja. KH Cholil Nafis yang juga pengurus MUI Pusat. Ustad Rizal Yuliar Putrananda. Ustad Syafiq Riza Basalamah, dan Ustad Subhan Bawazier.

Fadli Zon bilang, jika memang mereka dianggap radikal, kenapa mereka tidak diproses hukum. Bukan malah menuduh tanpa bukti.

“Kenapa tidak diproses hukum? Kenapa hanya dipindahkan, yg membuat orang jadi mempertanyakan dasar tuduhan tersebut,” katanya.

Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, permasalahan tersebut menunjukkan bahwa ada masalah serius dalam hal penunjukkan pejabat-pejabat BUMN saat ini.

Dia mengatakan, sebagai wakil pemerintah di BUMN, seorang komisaris Kristia Budiyanto harusnya dibekali dengan ‘attitude’ sebagai pejabat publik, sehingga tidak bisa sembarangan berbicara dan bertingkah di depan umum

“Itu sebabnya, komisaris BUMN mestinya direkrut dari kalangan profesional, birokrat, atau orang-orang yang kompetensinya jelas, bukan direkrut dari kalangan ‘buzzer” pungkas Fadli Zon.

Kristia Budiyanto merupakan salah satu buzzer Joko Widodo (Jokowo) yang paling aktif di media sosial. Dia menyerang lawan-lawan politik Jokowi dan menyebar narasi-narasi positif tentang pemerintah.

Dia mendukung Jokowi sejak Pilpres 2014 hingga pada Pilpres 2019. Dia kemudian diangkat menjadi Komisaris Pelni. Pengangkatan itu sempat jadi polemik.

Baca Juga: Anies Baswedan Pertontonkan Kebersahajaan Keluarga, Netizen: Teladan!

Sumber: fajar.co.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan