Ketum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan alasan menggelar peringatan hari lahir (harlah) ke-78 Muslimat NU kali ini pada bulan Januari.
Padahal, Muslimat NU — salah satu badan otonom NU — didirikan pada Maret, tepatnya 29 Maret 1946 di Purwokerto. Sebagian pihak menilai, ini ada kaitannya dengan konstelasi politik menjelang coblosan 14 Februari 2024 sehingga kegiatan yang dihadiri ratusan ribu orang itu dimajukan.
“Bukan dimajukan, tapi secara Hijriah itu 26 Rabiul Akhir, itu sudah lewat. Secara Masehi itu 29 Maret. Jadi kami hanya mengambil di tengah-tengah,” ujarnya menjawab pertanyaan dalam konferensi pers Harlah ke-78 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Jumat (19/1).
Ketum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, dalam acara Santunan Anak Yatim di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Harlah Ke-78 Muslimat NU digelar di Stadion GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1) mengangkat tema “Membangun Ketahanan Keluarga Untuk Menguatkan Ketahanan Nasional”.
Kegiatan yang diawali dengan doa bersama ini rencananya akan dimulai pukul 00.00 WIB dan dihadiri oleh setidaknya 150 ribu anggota Muslimat NU dari dalam dan luar negeri serta warga NU, Ansor, Fatayat NU, Pergunu, dan elemen badan otonom (banom), lajnah dan lembaga NU lainnya.
Peserta memanjatkan doa ketika mengikuti Harlah ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/1/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kegiatan ini juga akan dihadiri Presiden Joko Widodo, para ulama, dan tokoh-tokoh NU meliputi pimpinan syuriyah dan tanfidziyah PBNU, serta pimpinan dan pengurus Muslimat NU.
Khofifah yang juga Gubernur Jatim adalah pendukung Prabowo-Gibran — paslon yang juga disokong Jokowi. Bergabungnya Khofifah ini membawa optimisme kubu 02 dalam memenangi suara Jatim.
Sumber: Kumparan