IDTODAY.CO – Peluang gabungan koalisi dinilai masih sulit terjadi jelang perhelatan Pilpres 2024. Sebab masing-masing koalisi yang sedang dibangun partai politik sudah mulai mengerucut ke sosok bakal calon presiden.

Sebut saja Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dipersepsikan akan mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Kemudian ada Koalisi Perubahan yang memiliki Anies Baswedan dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Airlangga Hartarto.

Baca Juga:  Basmi Corona, Gubernur DKI Jakarta Alokasikan Dana Rp 3 Triliun

“Potensi (bergabugnya banyak kubu koalisi menjadi satu kekuatan) tetap terbuka, tetapi kecil peluangnya,” ujar pengamat politik Citra Institute, Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/2).

Maka dari itu, dinamika politik menuju Pemilu Serentak 2024 telah menunjukkan fenomena tarik ulur penetapan resmi barisan koalisi beserta pasangan capres-cawapres di antara parpol-parpol dengan barisan koalisinya masing-masing.

Baca Juga:  Telak Nih! Anies Baswedan: Pemerintah Kalau Dikritik Harus Jawab Pakai Data dan Fakta, Nggak Perlu Marah

“Inilah susahnya menggeser posisi salah satu capres menjadi cawapres, seperti Anies dijadikan cawapres Prabowo. Atau malah salah satu capres dieliminasi total sebagai capres, yakni Prabowo Subianto,” demikian Efriza.

Isu penggabungan koalisi muncul setelah pertemuan antara Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar pada Sabtu (11/2). Kedua parpol tersebut berada di koalisi yang berbeda, yakni Golkar bersama KIB, dan PKB bersama koalisi KIR.

Baca Juga:  Keroyok Anies Baswedan, Upaya Pemerintah Pusat Agar Dipandang Positif Masyarakat

Namun demikian, baik Airlangga maupun Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar tidak menutup ruang diskusi dan siap berkolaborasi dalam satu barisan.

Sumber: rmol

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan