Menristek Sebut RI Kembangkan Alat Rapid Test Dalam Negeri, Pakai Isolat Virus Lokal

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (Foto: Suara.com/Stephanus Aranditio)

IDTODAY.CO – Saat ini dalam negeri tengah mengembangkan rapid test untuk mendeteksi virus Corona. Alat tersebut menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 yang bertransmisi ke Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Menristek Bambang Brodjonegoro.

Menurut Bambang, alat ini mudah digunakan dan tingkat keakuratannya berada di atas 80 persen.

“Rapid test ini yang bisa kami sampaikan, ini mudah digunakan, jadi 5-10 menit ambil darah dari ujung jari dan kemudian tingkat keakuratannya di atas 90 persen,” kata Bambang Brodjonegoro saat rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (14/7). Seperti dikutip dari kumparan (14/07/2020).

“Yang paling penting menggunakan isolat virus yang bertransmisi ke Indonesia dan ini sudah diproduksi oleh 2 perusahaan. Bulan ini 200 ribu unit, bulan depan 400 ribu unit,” jelasnya.

Bambang mengaku saat ini pihaknya terus mencari mitra kerja agar produksi alat rapid test bisa ditingkatkan lagi.

“Kami terus cari partner yang membuat produksinya lebih banyak lagi. Harganya juga kompetitif, Rp 75 ribu per tes,” jelasnya.

Baca Juga:  Bukan Serapan Dana Corona Yang Jadi Persoalan Indonesia, Tapi Manajemen Birokrasi

Bambang sebelumnya meyakini, sensitivitas rapid test lokal buatan BPPT tidak kalah dengan alat tes impor yang digunakan sebelumnya. Rapid test lokal yang dinamakan Ri-Gha COVID-19 itu dipercaya cepat atau lambat dapat menjawab kebutuhan di masa pandemi corona ini.

Bambang juga menyebut, alat ini terbilang baik dari segi akurasi dan realibilitasnya (spesifitas). Hal itu terlihat dari sejumlah pengujian serum yang dilakukan pihaknya terhadap alat test cepat itu. 

“Khusus untuk produk Ri-Gha COVID-19 ini sudah dilakukan uji validasi skala lab dengan hasil nilai sensitivitas untuk IgM-nya (Immunoglobulin M) 96,8%. Kemudian untuk IgG-nya (Immunoglobulin G) 74% melalui pengujian pada 40 serum pasien yang positif dari balitbangkes Artinya yang dilakukan dengan artificial,” kata Bambang di Jakarta, Kamis (9/7). 

“Kemudian tingkat spesifitasnya art IgM 98% bahkan untuk IgG-nya spesifitasnya 100% dan pengujian ini dilakukan pada 100 koleksi serum,” sambungnya.[kumparan/aks/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan