IDTODAY.CO – Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean heran dengan sikap 56 pegawai KPK tak lolos TWK.

Pasalnya, Novel Baswedan Cs itu menganggap perekrutan mereka sebagai ASN Polri dianggap sebagai upaya penyingkiran terang-terangan.

Itu disampaikan Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (30/9/2021).

“Teriak-teriak minta diangkat jadi ASN, begitu ada upaya untuk mengangkat mereka jadi ASN, katanya upaya menyingkirkan,” tulisnya, sebagaiamana dikutip PojokSatu.id.

Baca Juga:  Disebut Tebang Pilih, Media Berpengaruh Singapura Beberkan Fakta-Fakta KPK Hanya Bidik Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin

Menurut Ferdinand, cara berfikir 56 pegawai KPK tak lolo TWK itu sudah terbalik.

“Dasar otak sudah perlu pake stabilisator kali supaya tidak oleng-oleng,” sambungnya.

Ferdinand juga menekankan, sebagai ASN, sudah semestinya menerima dimanapun akan ditempatkan.

“Namanya ASN harus siap ditempatkan dimana saja, bukan menentukan dimana maunya..!” sambungnya.

“EDAN..!!” tulis Ferdinand memungkasi cuitannya.

Baca Juga:  KPK Sita Sejumlah Uang dan Dokumen Saat Geledah Rumah Kadis PUPR Banjar

Cuitan Ferdinand Hutahaean ini menanggapi pemberitaan di CNNIndonesia.com berjudul ‘Pegawai KPK soal ASN Polri: Upaya Penyingkiran Makin Jelas’.

Penyidik KPK nonaktif Yudi Purnomo menyatakan, pihaknya menghagari tawaran Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo itu.

Akan tetapi, hal itu semakin memperjelas indikasi penyingkiran terhadap 56 pegawai KPK dengan alasan tak lolos TWK.

“semakin membuat terang upaya penyingkiran itu benar adanya. Apalagi Presiden juga sudah menyetujui,” kata Yudi.

Baca Juga:  Instruksikan KPK Gigit Koruptor Covid-19, PKS: Jokowi Takut Century Gate Terulang Lagi

Terkait tawaran sebagai ASN Polri, Yudi menyebut 56 pegawai KPK masih belum mengambil sikap.

“High call kita jelas, kami tetap di KPK, tetap jadi penyidik KPK,” tandasnya.

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan