Bila Punya Rasa Malu, Politikus Senior Harus Tiru Sikap Ksatria Belva Devara Dan Andi Taufan

Belva Devara dan Andi Taufan, dua Staf Khusus milenial Presiden Jokowi yang mengundurkan diri. (Foto: Twitter @AdamasBelva dan @GarudaPutra)

IDTODAY.CO – Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, mengapresiasi sikap ksatria dua stafsus Presiden Jokowi yang mengundurkan diri, Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.

Kontan saja, pengunduran diri keduanya dari posisi strategis di lingkungan istana negara akibat polemik yang menimpa perusahaannya, menjadi perhatian sejumlah kalangan.

Pangi Syarwi berharap, fenomena tersebut akan berdampak baik bagi fatsun dan tradisi politik di Indonesia.

“Mundurnya Stafsus Presiden harus kita apresiasi, ini sangat baik bagi fatsun dan tradisi politik Indonesia,” ujar Pangi Syarwi Chaniago sebagaimana dikutip dari Rmol.id (25/4).

Direktur Eksekutif Voxpol Centre itu berharap langkah para milenial tersebut dapat dicontoh oleh para politikus senior mereka. Sepatutnya, rasa malu akan kegagalan, harus dibayar dengan konsekuensi pelepasan jabatan demi kebaikan bersama.

“Ini menjadi spektrum baru dan energi baru, bagaimana anak muda memberikan contoh akhlak yang baik, mundur demi kebaikan yang lebih baik lagi, merasa malu,” urainya.

Baca Juga:  Adhie massardi: Milenial Abal-abal Hanya Antarkan Indonesia Menuju Kegelapan

Pangi menilai sikap stafsus tersebut sangat berbeda jauh dengan yang ditunjukkan oleh para politikus senior yang sudah cenderung kehilangan rasa malu.

“Beda dengan politisi tua kita, maaf enggak punya akhlak, sudah gagal, sudah enggak bisa berbuat apa-apa, tetap enggak mau mundur. Tetap enggak punya urat syaraf malu. Cobalah politisi tua kita belajar dan merenung,” pungkas Pangi Syarwi Chaniago.[Brz]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan