Akibat Corona, Gelombang PHK Sudah Mulai Terjadi

Ilustrasi PHK (Foto: Detik Finance)

IDTODAY.CO – Dampak negatif dari virus corona (COVID-19) sudah mulai terasa oleh roda perekonomian. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah mulai terjadi.

Said Iqbal Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia mengatakan bahwa saat ini sudah ada informasi perusahaan yang akan melakukan PHK kepada para pekerja.

Said Iqbal menyampaikan bahwa salah satu perusahaan yang melakukan PHK adalah PT Akomoto Indonesia. Perusahaan yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur itu pada tanggal 24 Maret 2020 sudah mengirimkan surat kepada serikat pekerja terkait dengan rencana perusahaan yang akan melakukan PHK terhadap 26 orang pekerja.

Selain itu, pekerja di PT Apie Indo Karunia juga terancam PHK lantaran pemilik perusahaan mengaku sudah tidak punya uang untuk memberikan upah.

“Sementara itu, ribuan buruh di perusahaan tekstil di Bandung yang habis kontrak sudah tidak diperpanjang lagi. Hal yang sama juga terjadi di banyak perusahaan lain. Dengan kata lain, mereka di PHK,” tegasnya. Sebagaimana di kutip dari CNBC Indonesia (28/03/2020).

Baca Juga:  Dianggap Berbahaya Oleh WHO, Kemenkes Resmi Larang Penggunaan Bilik Sterilisasi Corona

Tidak hanya said Iqbal, KSPI pun juga menerima informasi terkait dengan terjadinya PHK  di Bintan – Kepulauan Riau, Bitung – Sulawesi Utara, dan berbagai daerah lain.

Kondisi ini sangatlah mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin, gelombang PHK bisa terus berlanjut. Bahkan KSPI memprediksi, dalam 2 bulan akan terjadi PHK puluhan ribu buruh. Bahkan jika permasalahan di atas tidak segera diselesaikan, tidak menutup kemungkinan ratusan ribu buruh bakal kehilangan pekerjaan.

Samping itu Said Iqbal juga mengingatkan bahwa terjadinya gelombang PHK tersebut dipicu oleh empat hal. Pertama, ketersediaan bahan baku di industri manufaktur yang mulai menipis. Khususnya bahan baku yang berasal dari impor, seperti dari negara China, dan negara-negara lain yang juga terpapar Corona.

Kedua, melemahnya rupiah terhadap dollar, ketiga menurunnya kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata, dan keempat anjloknya harga minyak dan indeks saham gabungan.[aks]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan