Jokowi Bawa Oleh-oleh Investasi Rp 457 Triliun dari Arab, Mayoritas untuk Proyek BUMN

Presiden Jokowi (kedua dari kanan) hadiri Indonesia-Persatuan Emirat Arab (PEA) Investment Forum di Dubai, Kamis (4/11). Foto: Dok. Rusman – Biro Pers Sekretariat Presiden

IDTODAY.CO – Presiden Jokowi membawa banyak ‘oleh-oleh’ berupa kesepakatan investasi dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Totalnya mencapai USD 32,7 miliar atau setara Rp 457 triliun dari 19 komitmen investasi.

Pertemuan itu dilakukan Jokowi bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Dubai.

Erick yang mendampingi Jokowi mengatakan mayoritas komitmen tersebut akan dikerjasamakan dengan perusahaan negara. Nilainya mencapai USD 18 miliar.

“Di antaranya melalui Pertamina, PLN, dan Pelindo. Hal itu bertujuan untuk mendukung transformasi di ketiga BUMN itu dalam melakukan percepatan investasi, inovasi model bisnis, dan pengembangan teknologi,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11).

Baca Juga:  57 Pegawai Resmi Dipecat pada 30 September, Koalisi Sipil: Jokowi Salah Satu Otak Pelemahan KPK

Menurut dia, komitmen baru pemerintah UEA untuk menyalurkan investasi di Indonesia diyakini akan memajukan infrastruktur vital dan proyek-proyek strategis nasional. Prospek masa depan ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor industri yang dikelola BUMN, mampu mendatangkan modal yang akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Erick menilai kepercayaan pemerintah dan kalangan pengusaha UEA akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar itu mendukung keinginan membangun infrastruktur vital dan strategis nasional dengan modal, bukan utang.

Baca Juga:  Belain Jokowi, Gatot: Walau KSAL-KSAU-Panglima TNI Lawan Bapak, Seminggu Saya Buat Rata!

“Jadi mayoritas investasi itu akan dialokasikan ke berbagai BUMN dan mendukung prioritas strategis kementerian,” jelas Erick.

Kementerian BUMN mencanangkan beberapa proyek besar terhadap ketiga BUMN itu, antara lain pembangunan energi terbarukan untuk Indonesia bersama PLN, revitalisasi kilang Pertamina yang akan meningkatkan kapasitas dan kilang pengolahan BBM di Indonesia.

Lalu ada juga pengembangan infrastruktur pelabuhan di seluruh kepulauan Indonesia melalui Pelindo dan pembangunan digital yang berdaya saing.

“Melihat minat dan komitmen besar sejumlah investor global dan negara ke Indonesia harus dijawab dengan mempersiapkan SDM kita, sebagai human capital sehingga investasi dana dan modal ini bisa mencapai sasaran. Kita juga harus membenahi biaya logistik kita yang masih tinggi,” terangnya.

Baca Juga:  Komisi VI Pastikan Awasi Kewenangan Menteri BUMN Angkat Direksi dan Komisaris

Menurut dia, pihak UEA sudah berulang kali melakukan kerja sama dengan Indonesia. Di bidang energi, kerja sama antara PLN dan Pertamina dengan dua BUMN milik pemerintah UEA, yakni Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Lalu, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang telah berkomitmen melakukan investasi ke Indonesia Investment Authority (INA).

Sumber: kumparan.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan