Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menjelaskant pernyataan PT VDNI mengenai kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina.

500 TKA itu disebut akan bekerja di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya, External Affairs Manager VDNI Indrayanto mengatakan, didatangkannya ratusan TKA Cina itu ke Sulawesi Tenggara adalah untuk mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.

Terkait pernyataan itu, Jodi pun menekankan tidak ada rencana ‘merumahkan’ para pekerja lokal.

Menurutnya, kehadiran TKA tersebut merupakan salah satu kunci dalam pembangunan di kawasan itu.

Karena, mereka merupakan tenaga ahli yang memang mengerti teknologi terkait bidang konstruksi pembangunan smelter.

“Hal ini berkaitan dengan transfer teknologi.”

“Sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal yang telah dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan karyawan itu, bergantung pada 500 TKA yang akan datang nanti,” ujar Jodi dalam keterangan tertulis, Jumat (29/5/2020).

Menurutnya, para pekerja lokal tentunya tidak akan bisa bekerja pula tanpa kehadiran tenaga ahli yang merupakan TKA asal Cina tersebut.

Baca Juga:  Said Didu Didukung Sederet Pengacara Top Ini, Siapa Saja Advokat yang Bela Luhut Panjaitan?

“Jika TKA yang merupakan tenaga ahli tersebut tidak datang, maka mereka pekerja lokal ini tidak bisa memulai pekerjaan,” terang Jodi.

Jumlah keseluruhan tenaga kerja di kawasan industri Virtue Dragon di Konawe berjumlah 11.790 orang.

Rinciannya, 11.084 tenaga kerja Indonesia dan 706 TKA Cina.

Sementara, 500 TKA yang akan datang ini difokuskan untuk mempercepat progress konstruksi agar bisa segera beroperasi.

Jika progress konstruksi dipercepat, maka tenaga kerja lokal pun bisa lebih banyak diserap.

“Jadi TKA yang datang ini bukan malah mengambil pekerjaan dari tenaga kerja lokal.”

“Tapi justru untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja lokal.”

“Karena ketika sudah mulai beroperasi, tenaga kerja lokal akan lebih banyak lagi yang bekerja di sana,” tutur Jodi.

Sebelumnya, lewat keterangan tertulis, Senin (11/5/2020), External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto menyampaikan alasan di balik kedatangan 500 TKA asal Cina ke Sulawesi Tenggara.

Ia mengatakan kehadiran mereka difokuskan untuk mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.

Nantinya, pengerjaan tungku smelter ini juga akan menyerap ribuan pekerja lokal.

Para TKA Cina yang didatangkan ini merupakan tenaga ahli yang akan memasang alat pada tungku smelter, produksi, dan mempertahankan operasional di lapangan.

Saat ini, sebagian pembangunan pun terpaksa dihentikan sementara karena kurangnya tenaga ahli.

Ia pun memastikan kehadiran para TKA Cina itu paling lama hingga 6 bulan.

Setelah pekerjaan selesai, maka mereka akan kembali ke negaranya.

“Setelah mereka melakukan pemasangan, mereka akan kembali lagi ke Tiongkok (Cina).”

“Paling lama itu tiga bulan, maksimal enam bulan, tenaga ahli itu paling lama bekerja 6 bulan.”

“Jika bisa lebih cepat lagi, misal 3 bulan selesai, mereka langsung pulang,” papar Indrayanto.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah akhirnya menunda kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China, di tengah pandemi Covid-19.

Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memutuskan menunda rencana kedatangan 500 TKA asal Tiongkok ke Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kedatangan para TKA ditunda sampai menunggu kondisi dalam keadaan normal dan dinyatakan aman.

Baca Juga:  Fadli Zon Sindir Luhut Dengan Sebutan "The Real President"

“Kita putuskan untuk menunda rencana kedatangan 500 TKA.”

“Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19,” ujar Kepala Biro Humas Kemnaker R Soes Hindharno dalam keterangan tertulis, Selasa (5/5/2020).

Soes Hindharno mengatakan, Menaker Ida Fauziyah menginstruksikan Plt Dirjen Binapenta Aris Wahyudi berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, terkait polemik kedatangan TKA Tiongkok.

“Selanjutnya kita akan terus berkoordinasi dengan Gubernur dan Ketua DPRD Provinsi terkait hal tersebut,” lanjut Soes di Jakarta.

Penundaan ini telah memperhatikan usulan dan aspirasi yang berkembang terkait rencana kedatangan 500 TKA Tiongkok ke Konawe, Sulawesi Tenggara.

Khususnya, pandangan Gubernur Sulawesi Tenggara dan Ketua DPRD Sulawesi Tenggara yang telah disampaikan melalui surat resmi.

Soes menjelaskan, Kemnaker telah memerintahkan PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang berencana mendatangkan 500 TKA asal Tiongkok ke Konawe, untuk menundanya.

Pemerintah berharap, pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga situasi ekonomi dapat segera pulih dan kesempatan kerja semakin terbuka. (Fitri Wulandari)

Sumber: Wartakota

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan