Salah seorang santri senior tertidur pulas di pojok masjid sambil mendekap kitab didadanya. Dia ketiduran setelah mentelaah ulang hasil pelajaran yang diberikan ustad di kelas tadi siang, tidurnya sangat nyenyak jika didengar dari bunyi dengkurnya yang agak keras. Serasa tanpa beban ia melepas semua lelahnya dengan begitu nikmat, lelahnya karna sibuk mengikuti semua kegiatan yang ada di pesantren sejak pagi.

Nikmat tidurnya itu mungkin akan membuat iri para anak muda putra bangsawan diluar sana yang istirahatnya di penginapan hotel-hotel berbintang namun dihantui oleh berbagai permasalahan. Atau bahkan membuat iri para anak sultan yang tinggal di keramaian pusat ibu kota sehingga harus mengkonsumsi obat tidur untuk sekedar melelapkan mata. Kenikmatan itu juga belum tentu dimiliki para pemangku harta, apakah mungkin ia bisa terlelap dengan rasa nyaman sedangkan hati dan otak dipenuhi dengan rasa gundah gulana memikirkan bagaimana jika nanti malam terjadi sebuah perampokan dirumahnya.

Tidur memang teramat nikmat, karna dengannya kita bisa rehat, untuk menghilangkan segala penat. Membuang semua rasa lelah dan resah dengan harapan bangunnya kembali berstamina menjalankan kehidupan dengan niat lillah.

Bahkan Alloh SWT. memberi toleransi pada mereka yang terlelap sampai meninggalkan kewajiban. Dalam riwayat Tirmidzi, Rasululloh bersabda; “Telah diangkat pena dari tiga golongan” (maksudnya tidak dicatat segala dosa-dosanya). Sahabat bertanya; “Siapakah tiga golongan tersebut?”. Rosul melanjutkan; “1) Orang gila sampai ia sadar. 2) Orang tidur sampai ia bangun, dan 3) Anak kecil sampai ia baligh”.

Sholat itu wajib bagi siapapun dan dalam kondisi apapun selagi dia masih bernyawa. Saking wajibnya sholat Alloh memberi banyak toleran bagi mereka yang berhalangan, contohnya seperti orang sakit. Jika tidak bisa sholat berdiri, maka tetap wajib sholat dengan cara sholat duduk. Tidak mampu sholat duduk, maka dengan cara sholat berbaring. Jika dalam kondisi berbaring tetap tidak bisa melakukan gerakan-gerakan sholat, maka sholat dengan cara isyaroh.

Namun daripada itu jika seseorang tidak melaksanakan kewajiban sholat sebab terlelap tidur sampai melebihi waktu sholat, Alloh tidak menuliskannya sebagai dosa sebab meniggalkan kewajiban. Ia hanya mewajibkan untuk menggantinya saja.

Karena tidur itu nikmat, setidaknya kita harus berusaha supaya tidur itu berkualitas dan bernilai ibadah. Bagaimana cara supaya tidur kita berkualitas? yaitu dengan cara memperhatikan adab-adabnya. Diantara adab tidur yang diajarkan oleh Rosululloh sebagai sunnahnya antara lain;

  1. Mematikan lampu sebelum tidur.
  2. Berwhudu sebelum tidur, diantara hikmahnya adalah supaya kita tidur dalam keadaan suci baik diri maupun hati.
  3. Membersihkan tempat tidur terlebih dahulu.
  4. Memiringkan badan kearah kanan dan meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan.
  5. Berdo’a. Dengan pola tidur yang diajarkan islam melalui Rosululloh dengan cara kita mengamalkannya, selain menghilangkan lelah juga memberi banyak berkah

Penulis: Fairuz Abadi

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan