Ekonom dari Institute Development Ekonomi and Finance (INDEF), Didik J Rachbini mengkritik Pertamina yang belum juga menurunkan harga bensin. Padahal kondisinya grafik harga minyak dunia terus terkoreksi ke arah negatif.
“Kondisi dunia dimana harga minyak jatuh dan turun karena tidak ada yang beli,” kata Didik dalam diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/2020).
Jika sebelumnya Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut rakyat sedekah kepada Pertamina, Didik menyebut Pertamina telah menjarah masyarakat.
“Kalau Pak Dahlan bilang sedekah. Ini bisa dikritik menjarah ya, tapi Pak Dahlan mengatakan sodakoh,” ucapnya.
‘Uang jarahan’ dari hasil penjualan BBM yang masih tinggi disebut harus dikembalikan ke masyarakat. Pengalokasiannya bisa dimanfaatkan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19.
“Pertamina harus mengembalikan dana publik yang membayar harga bensin yang sangat mahal. Harusnya tidak mengambil ya,” tegasnya.
“Ini bisa dibicarakan dengan DPR, surplus itu ada yang memperkirakan hampir Rp 200 triliun. Itu bisa dipakai untuk alokasi kepada masalah sekarang,” tambahnya.
Sumber: detik.com