IDTODAY.CO – Sayragul Sautbay mengaku masih sering mengalami mimpi buruk dan ingatan tentang “kekerasan dan penghinaan” yang dia rasakan ketika ditahan di kamp pendidikan ulang di Xinjiang, China.

Padahal, ibu dua anak itu  sudah dibebaskan dari kamp sejak Dua tahun silam. Sautbay menceritakan kisah mengerikan tersebut dalam sebuah buku yang berisi pengalaman selama di kamp, termasuk menyaksikan penyiksaan, pelecehan seksual dan pemaksaan menggunakan KB.

Baca Juga:  Wagub Daerah Otonomi Uighur Didepak Partai Komunis Tiongkok

Sautbay adalah seorang dokter dan pengajar yang kini tinggal di Swedia membeberkan apa yang dialami etnis Uighur dan kaum minoritas muslim di Xinjiang, termasuk dipaksa makan daging babi, hal yang diharamkan bagi umat Islam. Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara baru-baru ini dengan Aljazeera.

“Setiap hari kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari suci bagi umat Islam dan jika kita menolaknya maka akan diganjar hukuman keras.” kata Sautbay, seperti dilansir laman Aljazeera, Sabtu (4/12). Sebagaimana dikutip dari SINDOnews (6/12).

Baca Juga:  Kongres AS Sahkan UU HAM Uighur, Sanksi bagi China di Depan Mata

Sautbay mengatakan aturan itu dirancang untuk membuat mereka merasa malu dan bersalah sebagai tahanan dan ketika dia memakan daging babi itu semua perasaan campur aduk itu sulit dijelaskan dengan kata-kata.

“Saya merasa menjadi orang lain. Sekeliling saya mendadak gelap. Saya sulit menerimanya,” terangnya.

Terkait penyiksaan yang dilakukan, China membantah keberadaan kamp pendidikan ulang yang disebut PBB menahan lebih dari satu juta orang, dengan mengatakan mereka sedang menjalankan pusat pendidikan kejuruan untuk mengajarkan warga Uighur keterampilan baru.[sindonews/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan