Ketegangan antara China dan Amerika Serikat sudah terjadi semenjak naiknya Donald Trump sebagai Presiden Negeri Paman Sam.

Hubungan antara dua negara adidaya tersebut semakin memburuk.

Selain soal perang dagang, hubungan kedua negara semakin panas tatkala Washington dan Beijing salir lempar isu tentang pihak yang seharusnya pantas bertanggungjawab terhadap pandemi Covid-19 global saat ini.

Ketegangan itu pun melebar ke berbagai persoalan.

China saat ini semakin intensif dengan menunjukkan gestur siap “meladeni” Amerika Serikat.

Setelah menempatkan banyak pasukan di Laut Cina Selatan, China secara tegas juga meminta Amerika Serikat agar ikut campur persoalan kemerdekaan Hong Kong dan menyatakan siap melakukan langkah strategis jika Trump tetap gegabah.

Seperti diketahui, garis afiliasi politik India di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi yakni afirmatif ke Amerika Serikat.

Modi pun menyambut hangat kunjungan Trump ke India beberapa waktu lalu sebelum Pandemi Covid-19 dan pertemuan itu disebut banyak pihak sebagai sinyalemen penguatan hubungan diplomatik kedua negara.

Terkini, ada hampir 10.000 tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) yang menerobos masuk ke wilayah India.

China juga dikabarkan menolak permintaan India untuk melakukan pertemuan untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Surat kabar lokal melaporkan, situasi yang paling mengkhawatirkan adalah di lembah Galwan, dimana pasukan PLA telah melintasi garis klaim China sendiri dan menerobos masuk 3-4 kilometer ke wilayah India.

“Pasukan PLA sedang menggali pertahanan untuk memperlengkapi diri menghadapi serangan India,” tulis laporan tersebut seperti dilansir Thekashmirwalla, Selasa (26/05/2020).

Sebuah situs pertahanan China mengklaim bahwa seluruh lembah Sungai Galwan adalah bagian dari China.

“Lembah Galwan adalah wilayah China dan situasi kontrol lokal sangat jelas,” tulis web tersebut.

Menurut laporan ini, Tiongkok secara sistematis telah mengikis status Galwan mulai tahun 1965, diikuti klaim resmi pada 1960 dan kemudian olek aksi militer selama perang 1962.

Sebelumnya, surat kabar itu melaporkan bahwa pada 5 Mei, sekitar 5.000 tentara China menyeberang ke lembah Sungai Galwan, diikuti dengan serangan lain dalam jumlah yang sama ke sektor Danau Pangong pada 12 Mei.

Secara bersamaan ada serangan kecil di dekat Demchok, di Ladakh Selatan dan di Naku La di Sikkim Utara.

Sebelumnya surat kabar itu melaporkan bahwa pada 5 Mei, sekitar 5.000 tentara Tiongkok menyeberang ke lembah Sungai Galwan, diikuti dengan serangan lain dalam jumlah yang sama DI Danau Pangong pada 12 Mei.

Secara bersamaan, ada serangan kecil di dekat Demchok, di Ladakh Selatan dan di Naku La di Sikkim Utara.

Empat hari setelah intrusi Galwan, intrusi kedua China dimulai pada 9 Mei di Naku La, di Sikkim utara, juga melintasi perbatasan Sikkim-Tibet yang sudah mapan.

Sekitar 200 tentara China menduduki wilayah India, tetapi sekarang telah mundur ke wilayah China dan telah mendirikan tenda.

Baca Juga:  Duta Besar China Untuk Israel Ditemukan Tewas Di Rumahnya

Dalam intrusi ketiga, yang terjadi di dekat Danau Pangong pada 12/13 Mei, ribuan tentara China menduduki wilayah yang disengketakan antara Finger 8 dan Finger 4. Pada 18 Mei, China telah mengambil alih apa yang disebut Finger Heights.

“Walaupun gangguan ini tidak masuk ke wilayah yang sebelumnya diakui Beijing sebagai India, sekarang ada – untuk pertama kalinya – bendera Tiongkok yang berkibar di atas bukit menampilkan fitur yang menghadap ke danau.

Apa yang disebut Dhan Singh Post di India, yang dibangun setelah perang 1962, adalah pos India terakhir yang berdiri di sektor itu, ”kata laporan itu.

Tentara India dikabarkan lambat bereaksi.

Pasukan India telah dikerahkan di sekitar serangan PLA, tetapi tidak ada upaya untuk mengungguli posisi China.

Selain itu, satu atau dua brigade tentara India telah mulai bergerak ke daerah itu selama 2-3 hari terakhir.

Sumber: Tribunnewswiki.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan