RS Terbesar di Gaza Dikepung Tank Israel, Pengungsi Bergerak Ditembaki Sniper

RS Terbesar di Gaza Dikepung Tank Israel, Pengungsi Bergerak Ditembaki Sniper (Foto: Anadolu)

Rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa dilaporkan dikepung militer Israel yang dilengkapi tank dan penembak runduk (sniper).

Kompleks rumah sakit dilaporkan ditembaki hingga menimbulkan korban jiwa.

Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Muhammad Abu Salamiya melaporkan bahwa rumah sakit itu dalam “situasi sangat rawan.”

Rumah Sakit Al-Shifa kehabisan bahan bakar untuk generator dan kekurangan pasokan obat-obatan.

Dua bayi baru lahir di Rumah Sakit Al-Shifa dilaporkan tewas karena fasilitas rumah sakit tidak bisa berfungsi.

Nyawa puluhan bayi pun dalam kondisi terancam karena matinya listrik rumah sakit.

“Karena mati listrik dan peralatan oksigen, kami harus membawa mereka (bayi) ke lokasi yang tidak sehat yang tidak kondusif bagi bayi baru lahir,” kata Abu Salamiya kepada Al Jazeera, Sabtu (11/11/2023).

“Kami menaruh 10 bayi prematur pada satu tempat tidur karena anak-anak ini butuh temperatur tertentu, mereka butuh (alat) respirasi tertentu dan ventilator,” lanjutnya.

Militer Israel memerintahkan tenaga kesehatan, pasien, dan pengungsi di Rumah Sakit Al-Shafi untuk evakuasi ke selatan.

Namun, mengingat kondisi pasien evakuasi dikhawatirkan tidak mungkin dilakukan.

Pada Minggu (12/11), Kantor Regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Mediterania Timur mengaku tidak bisa melakukan kontak dengan staf Rumah Sakit Al-Shifa.

WHO juga menyebut terdapat warga yang ditembak mati saat berusaha mengungsi dari rumah sakit seperti perintah Israel.

Baca Juga:  WHO: Sekitar 160 Anak Terbunuh di Gaza Setiap Hari Akibat Serangan Militer Israel

“Terdapat laporan-laporan bahwa sebagian orang yang pergi dari rumah sakit ditembaki, terluka, dan bahkan terbunuh,” demikian keterangan pihak WHO.

“Selama 48 jam terkini, Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, dilaporkan diserang berkali-kali, menimbulkan sejumlah orang tewas dan banyak lain terluka,” lanjut keterangan tersebut.

Sebelum putus kontak, Abu Salmiya melaporkan bahwa rumah sakit dikepung tank dan orang-orang yang bergerak di lingkungan rumah sakit ditembaki sniper Israel.

Abu Salamiya pun mendesak komunitas internasional bertindak menghentikan serangan Israel.

“Kami berkata kepada dunia bahwa rumah sakit dilindungi hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa Keempat. Saya tidak bisa membayangkan bahwa pada abad 21 ada rumah sakit-rumah sakit yang dibom, diancam, dan pasien-pasien dievakuasi,” kata Abu Salamiya.

Baca Juga:  Kisah Tentara Israel Kewalahan Gempur Gaza: Kami Bukan Melawan Manusia, Tapi Hantu

“Kami tidak bisa mengevakuasi Rumah Sakit Al-Shifa, ada lebih dari 60 pasien yang berada di ICU, lebih dari 50 anak di bangsal neonatal dan departemen pediatrik, dan ada lebih dari 500 pasien di departemen dialisis,” lanjutnya.

Sementara itu, juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus mengklaim pihaknya sedang “bekerja sama” dengan Rumah Sakit Al-Shifa untuk mengevakuasi para pasien.

Conricus menuduh terdapat terowongan Hamas di bawah rumah sakit sehingga diserang Israel.

Sumber: kompas.tv

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan