IDTODAY.CO – Sayyidina Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat rasulullah yang ditakdirkan Allah untuk menjadi seorang kaya raya. Harta kekayaan dunia seolah tidak mau lepas dari genggaman tangannya yang mulia.

Namun demikian, beliau sangat berbeda dengan manusia modern pada umumnya. Harta benda bukanlah menjadi tujuan hidupnya apalagi memiliki niatan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya.

Baca Juga: Wah Sayang Nih!, Udah Susah-susah Berjuang, Pas Ikuti Pendidikan, 3 Anak Papua Ini Malah Ingin Mundur dari TNI

Bahkan, Dengan kekayaannya yang dimiliki, dia justru menangis karena khawatir akan memasuki surga paling terakhir.

Beliau bernama lengkap, Abdurrahman bin Auf lahir dari ibu bernama Shafiyah, sedangkan ayahnya bernama `Auf bin `Abdu `Auf bin `Abdul Harits bin Zahrah.

“Suatu ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata, Abdurrahman bin Auf akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya, sehingga dihisabnya paling lama. Mendengar hal tersebut Abdurrahman bin Auf pun berpikir keras, bagaimana caranya agar ia kembali menjadi miskin supaya dapat memasuki surga lebih awal,” tuturnya.

Agar jatuh miskin, Abdurrahman bin Auf pernah menyedekahkan separuh hartanya pada zaman Nabi. Setelah itu ia bersedekah lagi sebanyak 40.000 dinar yang kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan.

Salah satu kisah inspiratif dari Abdurrahman bin auf yaitu ketika beliau ditawari harta berlimpah oleh salah satu kaum Anshar bernama Sa’ad yang terkenal dengan kekayaannya di Madinah. Akan tetapi, saat itu penawaran ditolak dan dia malah bertanya lokasi pasar yang ada di Madinah saat itu.

Abdurrahman bin Affan kemudian menelusuri harga sewa pasar Madinah yang terbilang sangat mahal dan membuat para pedagang muslim merasa berat untuk membayarnya. Banyak orang-orang yang ingin berdagang namun tidak ada modal besar untuk menyewa tempat.

 Abdurrahman bin Auf kemudian tampil sebagai pemberi solusi. Beliau membeli tanah itu dan menjadikannya sebagai kavling-kavling pasar.

Baca Juga: Mantap, Madrasah Swasta Segera Terima Dana BOS Rp3,6 Triliun Dari Kemenag

Kavling-kavling tersebut dia bangun dan digunakan oleh pedagang muslim tanpa membayar sewa. Abdurrahman bin Auf menerapkan sistem bagi hasil yang lebih adil, sehingga tidak memberatkan dan mencekik para pedagang yang masih merintis.

Abdurrahman bin Auf juga memberikan 200 uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan kurang lebih 31 gram) untuk memenuhi kebutuhan logistik selama perang Tabuk. Saat ada seruan untuk berinfak dari Rasulullah SAW, ia tak pernah berpikir panjang dan ragu-ragu. Hal itu sebagaimana dikutip dari laman Dompet Dhuafa (28/3/21).

Begitupun saat perang Badar yang jumlahnya mencapai 100 orang, dia memberikan santunan 400 dinar kepada masing-masing veteran. Abdurrahman bin Auf juga menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan 1.500 unta untuk para pejuang.

Tidak cukup sampai di situ, kegigihannya untuk berjuang dijalan Allah dan upayanya untuk tidak menjadi seorang kaya raya, membuatnya pernah bersedekah dengan membeli kurma yang hampir busuk dari para sahabat di Madinah.

Semua pedagang pun sontak gembira karena kurma mereka bisa dijual, begitupun Abdurrahman bin Auf yang senang dan berharap akan jatuh miskin.

Akan tetapi usahanya untuk menjadi seorang miskin sia-sia belaka. Hal itu dikarenakan kedatangan seseorang utusan dari negeri Yaman. Utusan tersebut diminta mencari kurma busuk untuk mengobati penyakit menular yang sedang mewabah.

Utusan tersebut mengatakan bahwa kurma busuk merupakan salah satu obat penyakit menular yang diderita oleh masyarakat negerinya. Tak ayal, sang raja yang sedang kebingungan mencari obat wabah kemudian memborong kurma busuk tersebut dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasanya.

Ternyata, Abdurrahman bin auf tanpa sengaja memperoleh apa yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang bersedekah. Yakni, mendapatkan balasan 10 kali lipat dari harta yang disedekahkan.

Akhirnya, Beliau dipanggil kembali ke pangkuan Ilahi di usia 72 tahun dan masuk dalam deretan 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

Rahimahullah Sahabat Abdurahman bin Auf

Baca Juga: Geger Penemuan Mahkota “Raja Majapahit”, Istri Si Penggali Pasir Sempat Bermimpi Aneh

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan