IDTODAY.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) nadiem Makarim kembali memberikan kejelasan terkait Program Organisasi Penggerak (POP).
Kali ini, dia minta maaf kepada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) atas hasil seleksi POP yang meluluskan seleksi dua proposal pihak swasta yang terafialisi dengan CSR perusahan besar seperti Sampoerna dan Tanoto Foundation. .
“Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna,” demikian permintaan maaf Nadiem melalui siaran pers sebagaimana dikutip dari Rmol.id, Selasa (28/7).
lebih lanjut, Nadiem Makarim meminta dua lembaga untuk tidak menggunakan APBN sama sekali.
“Berdasarkan masukan berbagai pihak, kami menyarankan Putera Sampoerna Foundation juga dapat menggunakan pembiayaan mandiri tanpa dana APBN dalam Program Organisasi Penggerak, dan mereka menyambut baik saran tersebut,” urainya.
Melalui permintaan maaf tersebut, Nadiem Makarim berharap isu terkait potensi konflik kepentingan dan kelayakan hibah anggaran senilai Rp 567 miliar per tahun dalam pelatihan guru dan kepala sekolah dapat diredam.
Pendiri Gojek tersebut menegaskan, organisasi yang menanggung biaya pelaksanaan POP secara mandiri tidak harus melaksanakan persyaratan pelaporan keuangan yang sama dan akan tetap diakui sebagai bagian dari program tersebut.
Namun demikian, Kemendikbud menegaskan akan tetap meminta laporan pengukuran keberhasilan program tersebut dalam bentuk peningkatan hasil belajar peserta didik melalui indokator asesmen kompetensi minimum dan survei karakter untuk SD dan SMP, atau indikator capaian pertumbuhan dan perkembangan anak untuk PAUD.
“Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian besar terhadap program ini. Kami yakin penguatan gotong-royong membangun pendidikan ini dapat mempercepat reformasi pendidikan nasional yang diharapkan kita semua,” pungkas Nadiem Makarim.[rmol/brz/nu]