Kebijakan Pemerintahan Jokowi dalam penanganan wabah corona atau Covid-19 kerap membingungkan masyarakat.
Pasalnya, dalam mengeluarkan kebijakan, Pemerintah kerap kali berubah-ubah atau mencla-mencle, utamanya berkaitan dengan wabah corona.
Tak jarang pula, Presiden Jokowi membuat pernyataan yang berujung pada koreksi.
Baik oleh dirinya sendiri maupun para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
Demikian disampaikan Analis politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira kepada RMOL, Kamis (21/5/2020).
“Berapa kali presiden dan jajarannya menteri-menterinya itu nyatakan A hari ini, lalu dua hari kemudian dibantah oleh koleganya sendiri. Atau bahkan oleh dirinya sendiri, atau bahkan harus meluruskan,” ungkapnya.
Akibat pernyataan dan kebijakan yang mencla-mencle itu, katanya, bisa memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi.
“Ini berulang kali terjadi sehingga yang terjadi adalah distrust dan ini buruk sekali menurut saya,” tegasnya.
“Distrust ini kalau sudah terjadi, atau ketidakpercayaan ini buruk sekali terhadap pemerintah,” sambungnya.
Pernyataan mencla-mencle yang selalu berulang dapat memunculkan distrust terhadap segala sesuatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi.
Jika distrust masyarakat sudah pada level tertinggi, maka sebaik apapun langkah yang diambil pemerintah tetap akan sulit dipercaya.
Bahkan masyarakat bisa abai dengan program-program yang dikeluarkan.
“Walaupun itu program yang benar,” ingat Geradi.
Sumber: Pojoksatu.id