Langkah Anies Baswedan menyampaikan gagasannya dan solusi terkait krisis iklim lewat tulisan di harian media nasional terus mendapat pujian.
Apa yang dilakukan bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tersebut yang menulis “Indonesia Darurat Krisis Iklim” di Koran Media Indonesia edisi Senin, 12 Juni 2023 diharapkan diikuti kandidat lainnya.
Salah satunya disampaikan Head of Analytic, Platform & Regional Business di Grab Singapura, Ainun Najib, lewat aku Twitter-nya, @ainunnajib, dikutip KBA News, Selasa, 13 Juni 2023.
“Ini bagus, menantikan gagasan-gagasan dari bacapres lainnya,” tulis kader NU, yang sebelumnya namanya mencuat lewat keberadaan situs Kawalpemilu.org yang dibentuknya.
Ainun Najib yang sempat diminta Presiden Jokowi untuk pulang kampung ke Indonesia menyampaikan demikian menanggapi unggahan Stela Nau atas foto lembaran opini satu halaman penuh tulisan Anies di Harian Media Indonesia tersebut.
Pemilik akun @stelacnau ini juga menunggu capres lain melakukan hal yang sama.
“Pemaparan gagasan yg lagi-lagi diutarakan oleh @aniesbaswedan. Sampe detik ini, saya belum melihat capres-capres lain melakukan hal yg sama. Sampe kapan ya kita disuguhin adegan politik transaksional? Indonesians deserve better quality of presidential election,” kicaunya.
Ini bagus, menantikan gagasan-gagasan dari bacapres lainnya. https://t.co/wrnkZvo9zO
— Ainun Najib (@ainunnajib) June 12, 2023
Sebelumnya Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi juga mengapresiasi tulisan Anies Baswedan berjudul “Indonesia Darurat Krisis Iklim” tersebut.
“Baik ditulis sendiri, oleh asisten dengan gagasan dia, atau semua dari tim di media seperti ini perlu diapresiasi,” cicit Ismail di akun Twitter @ismailfahmi-nya.
Menurut Ismail tulisan Anies ini menjadi suguhan bagi generasi muda yang diharapkan ikut memecahkan persoalan krisis iklim. “Biar diskursus tentang Capres jadi berkualitas,” cuitnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anies membuka tulisannya tersebut dengan reportase kondisi anak-anak, warga pesisir Demak, Jawa Tengah yang berlari dengan gembira bermain sepak bola. Di sisi lain, dia memaparkan gambar kontras bahwa wajah para orangtua dibuat murung bersama matahari tenggelam.
“Warga pesisir Demak, Jawa Tengah, setiap hari terpaksa berjibaku menghadapi abrasi laut,” tulis Anies seperti dikutip KBA News.
Menurut Anies, akibat abrasi, efek turunannya adalah warga dipaksa membeli air bersih dengan harga tinggi sampai pada titik keputusasaan menjual tanah dengan harga yang sangat rendah. Dia menulis kondisi itu layaknya air laut yang menggenangi rumah mereka (warga pesisi Demak) setiap sore.
“Harapan-harapan mereka kerap tenggelam dalam ketidakpastian,” tulis Anies.
Dia bersyukur bisa melihat kondisi tersebut saat bertemu dan mendengar harapan warga pesisir Demak saat melakukan tirakat. Laku ini menurutnya dilakukan untuk mendengar, menyerap, dan merasakan kondisi terkini yang ada di masyarakat.
Dia bilang ada beragam masalah yang dirasakan warga. Kondisi itu di antaranya bukan hanya dirasakan di pesisir Demak. Wilayah lain seperti pulau-pulau kecil sepanjang wilayah Kepulauan Riau, Miangas, sampai selatan Borneo nyaris tenggelam.
Anies beralih kepada sub judul masalah bahwa komitmen pemerintah dalam menghadapi krisis iklim dengan kalimat “Target tinggi, inkonsisten di realisasi”. Menurut dia, beragam komitmen penyelesaian iklim sudah dibuat dengan target tinggi.
“Sayangnya pencapaiannya belum setinggi yang diharapkan. Environmental Performance Index (EPI) Indonesia berada di klasemen bawah, posisi 164 dari 180 negara,” tulis dia.
Angka itu tulis Anies tidak mencerminkan performa yang rendah, tetapi menjadi cermin buram bahwa penyelenggara negara belum memprioritaskan dan menghadirkan kualitas hidup yang baik bagi warganya. Meski begitu, dia bersyukur sudah menghadirkan ikhtiar solusi iklim khususnya di Jakarta.
Fokus ikhtiar menghadapi krisis iklim di Jakarta kata Anies adalah pada transportasi yang terintegrasi, memperbaiki tata Kelola lingkungan, dan memenuhi kebutuhan dasar warga. Secara konsisten tulis Anies, gagasan itu terus dikembangkan agar skala dampaknya makin membesar.
Salah satu contoh ikhtiar Anies menghadapi krisis iklim di Jakarta adalah mengubah paradigma transportasi konvensional pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum terintegrasi. “Hasilnya, pada 2021, jangkauan wilayah transportasi umum yang andal naik 2 kali lipat sehingga jumlah penumpang Trans-Jakarta melebihi angka 1 juta penumpang per hari,” tulis Anies.
Menurut Anies, dalam menghadapi krisis iklim juga memerlukan penguatan kolaborasi dan diplomasi. Hal ini bisa dilakukan saat dirinya berkolaborasi dengan komunitas Ciliwung. Dalam hal diplomasi, Indonesia harus meninggalkan diplomasi transaksional.
“Kita tak bisa sekadar menggadaikan kekataan alam untuk mendapatkan posisi tawar. Ketika hutan habis dibabat, pasir laut direlakan pergi, harga diri bangsa ini lama-lama terkikis,” tulis Anies.
Salah bentuk kolaborasi itu Anies mengajak generasi kiwari atau milenial. Menurut Anies, sudah saatnya memberi ruang kolaborasi pada anak muda untuk menghadapi krisis iklim. Dengan melakukan ini menurutnya akan semakin banyak lahir terobosan dan kebaruan solusi yang akan muncul untuk menghadapi krisis iklim.
“Izinkan kami merajut kebersamaan dan berkolaborasi menghadapi problem penting generasi kiwari,” tulis Anies dalam kalimat penutup opini.
Sebelumnya mantan Guberur DKI Jakarta ini juga telah menulis opini “Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan” di Harian Kompas edisi 17 Februari 2023.
Sumber: kbanews