Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Mei 2023 menyebut elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), masih berada di tiga besar, bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Anies menduduki posisi ketiga dengan persentasi 20,8%. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menduduki posisi terendah jika disejajarkan dua capres lainnya yang ada saat ini yakni Ganjar Pranowo (31,9%) dan Prabowo Subianto (33,9%).

“Anies ini kami menyebutnya mesin yang lambat panas, mengapa demikian?, karena sebetulnya elektabilitas pak Anies Ini tidak banyak berubah atau istilahlanya stagnan di angka yang kurang lebih sama, yakni di angka 20-22 persen,” jelas Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/5).

Adjie mengatakan meski elektabilitas Anies terendah dari dua capres lainnya, namun tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya kondisi ini mengingatkannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Diterangkan Adjie, pada 9 bulan menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, elektabilitas Anies juga berada di posisi buncit, namun mantan Rektor Universitas Paramadina itu secara mengejutkan berhasil mencuri suara untuk kemudian berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga:  Relawan Ganjar dan Anies Mulai Bergerilya, PPP: Kalau Suharso Monoarfa Tak Perlu Deklarasi Sudah Punya Relawan!

“Pilkada DKI dapat menjadi pembelajaran untuk kita semua, karena di Pilkada DKI Jakarya 2017 yang saat itu diikuti oleh 3 pasangan calon Gubernur, ada Anies-Sandi, AHY-Sylvi dan Ahok-Djarot, sama kasusnya sembilan bulan sebelum Pilkada pak Anies juga selalu di posisi ketiga dibawah AHY dan Ahok. Namun akhirnya Anies lolos di putaran kedua, dan memenangi pilkada DKI 2017,” ungkap Adjie.

“Berkaca pada pilkada DKI, meski Anies merupakan underdog namun dia masih punya potensi untuk bisa lolos ke putaran kedua Pilpres 2024,” pungkas Adjie.

Adapun dapat diketahui, survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA berlangsung dalam periode 3-14 Mei 2023, yang mana melibatkan 1.200 koresponden dengan margin of eror sekitar 2,9%.

Melihat kondisi demikian, bukan tidak mungkin Anies kembali mengulang kisah manis pada perhelatan Pilgub DKI Jakarta pada 2017 silam.

Sumber: tajukpolitik.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan