Wali Kota Bogor, Jawa Barat Bima Arya Sugiarto menyandingkan gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Maha Raja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran karena sama-sama dicintai masyarakatwarganya.

Bima Arya dalam sambutan Sarahsehan Kebangsaan di Puri Begawan yang bertemakan kebudayaan, Jumat (2/6/2023), mengatakan ada tiga ciri kepemimpinan Prabu Siliwangi yang tersohor dan membuat warganya tetap mencintai sosoknya, juga dimiliki oleh Ganjar Pranowo.

“Nah, bapak, ibu sekalian, Mas Ganjar, Prabu Siliwangi ini dahsyat luar biasa. Tadi pagi, waktu lari, kawan saya sempat diskusi dengan Mas Ganjar soal Prabu Siliwangi,” kata Bima Arya.

Bima menuturkan, kedatangan Ganjar Pranowo pada tanggal 2 Juni 2023 diapit oleh dua hari penting yakni Hari Lahir Pancasia pada tanggal 1 Juni dan Hari Jadi Bogor ke-541 tanggal 3 Juni sejak zaman Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Baca Juga:  Warganya Belum Dapat Bansos, Pemprov Jateng Koordinasi Dengan Anies Dan Ridwan Kamil

Kedua hari penting itu juga berhubungan dengan sejarah Indonesia karena Bung Karno sebagai pendiri Negara Indonesia mungkin saja menyerap nilai-nilai dari Prabu Siliwangi yang diperas menjadi nilai-nilai Pancasila.

Meskipun di satu sisi, kata Bima, kisah tentang Prabu Siliwangi dianggap sebagai mitos, legenda, bahkan ada yang percaya belum wafat dan ada yang percaya “ngahiang” atau menghilang, namun semua itu bukti sosok Prabu Siliwangi dicintai rakyatnya.

“Jadi kalau dicintai mendekati mitos? seperti pencinta Bung Karno? yang mungkin menanggap sampai saat ini Bung Karno bersemedi di suatu tempat, karena saking cintanya kepada Bung Karno, legacy-nya panjang gitu. Mengapa seperti itu? “clean and clear” bapak, ibu, jelas sekali, keamanan, kesejahteraan dan keberagaman itu jaya di masa Prabu Siliwangi,” ungkap Bima.

Kerajaan Pajajaran, ibu kota-nya di bangun parit, yang mengelilingi kerjaan yang berfungsi menjaga keamanan dan kesejahteraan untuk warganya. Di samping itu, Prabu Siliwangi pluralis sejati, menghargai keberagaman, mengayomi perbedaan.

“Agama Islam boleh tumbuh dan berkembang di zaman Prabu Siliwangi tadi. Apa hubungannya sama Mas Ganjar? Nanti dulu. akan nyambung saja di ujungnya nih,” katanya.

Bima menyebutkan tiga nilai dari Prabu Siliwangi yang ada pada Ganjar Pranowo ialah yang pertama “pamanggul” yang artinya pemikul yang mengharuskan memiliki stamina yang kuat maupun jiwa raganya.

“Mentalnya harus kuat, staminanya harus kuat. Jadi kalau kuat lari, setiap kota dikunjungi, kuat apa enggak? pamanggul apa enggak? Ganjar Pranowo bukan? itu satu,” ujarnya.

Kedua, kata Bima, ini juga filosofi kepemimpinan Prabu Siliwangi dan pemimpin Sunda, “jembar hate”, ikhlas legawa, hati seluas samudera, tidak “julid”, walaupun sebelumnya belum pasti dapat tiket jabatan selanjutnya, belum pasti didukung, tetap bekerja dengan ikhlas tidak mengharapkan apa-apa dan loyal terhadap pimpinan. Itu semua ada di Ganjar Pranowo.

Baca Juga:  Ekonom: Anies Capres Auto Pilot, Ganjar Bermasalah Tangani Bidang Sosial

Yang ketiga, filosofi “parigeuing”. Parigeuing yang berarti pintar dan piawai berkomunikasi bertutur dengan baik, tidak pernah menyakiti, tutur katanya itu tidak pernah menyinggung, tidak pernah membuat gejolak, tidak pernah kontroversial, hati-hati dan mampu berselancar ke semua elemen, baik di dunia nyata maupun dunia maya, termasuk sosial media, kalau zaman sekarang.

“Jadi kalau dulu di zaman Prabu Siliwangi sudah ada sosmed, kemungkinan besar, Prabu Siliwangi ini punya akun IG untuk berselancar dengan warganya, karena piawai berkomunikasi. Jadi pemimpin parigeuing, piawai berkomunikasi. Ganjar Pranowo Bukan? (iya) terima kasih,” kata Bima. (ant/ebs)

Sumber: tvonenews

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan