Dukung Prabowo di Pilpres 2019, Ustadz Abdul Somad Ngaku Diperlakukan Buruk BUMN: Saya Bukan Penjahat

Ustadz Abdul Somad berpendapat soal jaga jarak (perkumpulan), shalat Jumat, dan pulang kampung (mudik) di tengah pandemi global covid-19. (Foto: CAPTURE YOUTUBE USTADZ ABDUL SOMAD OFFICIAL/Tribunnews.com)

IDTODAY.CO – Ustaz Abdul Somad mengaku sempat mengalami tindakan diskriminatif setelah menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu.

Dilansir TribunWow.com, Ustaz Abdul Somad menyebut sejumlah tindakan tak mengenakkan yang dialaminya itu datang dari perusahaan milik pemerintah, BUMN.

Ustaz Abdul Somad pun mengaku saat itu merasa bingung karena merasa hal yang dilakukannya bukanlah suatu kejahatan.

Hal itu secara terang-terangan disampaikannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (6/6/2020).

Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad sempat mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.

Terkait hal itu, ia mengaku hanya melakukan apa yang harus dilakukan sebagai seorang ulama.

“Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan agar umat tidak menyalahkan saya di masa yang akan datang,” ucap Ustaz Abdul Somad.

Meskipun begitu, Ustaz Abdul Somad menyatakan saat itu dirinya harus membayar mahal setelah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.

Ia mengaku banyak mendapat perundungan hingga putus persahatan setelah mendukung Prabowo.

“Agar saya tidak abu-abu, saya bersikap, saya punya prinsip walaupun di balik itu saya mesti membayar high cost, harga mahal,” kata dia.

“Dengan bully, dengan kebencian, dengan putus persahabatan dan lain-lain.”

Karena itu, setelah Prabowo masuk ke dalam pemerintahan, Ustaz Abdul Somad mengaku tak kecewa.

Baca Juga:  Tidak Setuju Suntikan Dana Untuk Jiwasraya, Waketum Gelora: Jangan Tolong BUMN Korup!

“Jadi tidak ada kekecewaan sedikitpun,” imbuhnya.

Melanjutkan penjelasannya, ia lantas mengungkap sejumlah kejadian tak mengenakkan setelah deklarasi dukungan untuk Prabowo.

Beberapa di antara kejadian tak mengenakkan itu datang dari BUMN.

“Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan 3 ribu nasi kotak, tiba-tiba membatalkan dua jam sebelum tabligh akbar,” ucap Ustaz Abdul Somad.

“Ada BUMN yang mengundang saya setahun sebelumnya untuk hari ulang tahun, dibatalkan seminggu sebelum hari-H.”

Tak hanya itu, Ustaz Abdul Somad juga mengalami hal buruk lainnya yakni ibadah umroh yang sudah direncanakannya tiba-tiba dibatalkan.

“Ada yang sudah siap-siap untuk umroh bersama saya 600 orang, sudah siap tiketnya, sudah siap hotelnya, dibatalkan,” sambungnya.

Mendapat perlakuan buruk, Ustaz Abdul Somad mengaku sempat kebingungan.

Pasalnya, hal yang dilakukannya bukanlah suatu kejahatan.

Terkait hal itu, ia pun meminta pendapat Hukum Tata Negara Refly Harun.

“Saya bukan penjahat, saya bukan melakukan perlawanan mengangkat senjata,” ujarnya.

“Jadi kalau menurut hukum tata negara itu yang saya dapat apa unsurnya Bang Refly?”

Menurut Refly, Ustaz Abdul Somad mengalami perlakuan diskriminatif.

Sebab, setiap warga negara disebutnya punya hak yang sama untuk memberikan dukungan pada calon presiden pilihannya.

“Yang diterima itu adalah perlakuan diskriminasi, diskriminatif itu.”

“Jadi tidak equality before the law, kan setiap warga negara bersama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.”

“Jadi no matter Anda dukung 01, 02, perlakuan harus sama,” tandasnya.

Tak Kecewa Prabowo Jadi Menteri

Pada kesempatan itu, sebelumnya Ustaz Abdul Somad mengaku tak kecewa meski akhirnya Prabowo Subianto masuk ke dalam pemerintahan.

Dilansir TribunWow.com, sebelumnya, Ustaz Abdul Somad menyatakan dukungannya kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 lalu.

Namun, setelah kalah Prabowo Subianto justru masuk ke dalam pemerintahan dan didaulat menjadi menteri pertahanan.

Terkait hal itu, Ustaz Abdul Somad pun mengaku tak merasakan kecewa sedikitpun.

Ia selama ini hanya mendukung ide dan gagasan Prabowo Subianto saat Pilpres 2019.

Pernyataan itu disampaikan Ustaz Abdul Somad untuk menjawab pertanyaan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Mulanya, Refly Harun menyinggung kekalahan berkali-kali Prabowo Subianto dalam ajang Pilpres.

“Ustaz enggak kecewa? Dua hal, pertama yang ustaz dukung kalah, kalahnya dua kali, tiga kali bahkan dulu pernah cawapres,” ucap Refly.

“Akhirnya masuk kebinet. Gimana ustaz?”

Menanggapi pertanyaan itu, Ustaz Abdul Somad mengaku selama ini tak pernah menjadi fans Prabowo.

“Yang pertama saya tidak menjadi fans orang, tapi ide dan gagasan,” ucap Ustaz Abdul Somad.

Baca Juga:  Hubungan Gerindra-Pemerintah Bikin Pemilih Jokowi-Ma'ruf Mulai Beralih ke Prabowo

“Sehingga saya tidak kecewa karena gagasan akan diperjuangkan oleh siapapun.”

Lebih lanjut, ia mengaku tak memutuskan sendiri untuk mendukung Prabowo.

Ustaz Abdul Somad mengatakan, ia mendapat saran dari sejumlah ulama.

Saran ulama itulah yang lantas membuatnya yakin menyatakan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2019.

“Yang kedua bahwa saya tidak berpikir sendiri, tidak berijtihad sendiri, saya melihat fatwa ulama,” terang dia.

“Ulama yang dzahir yang melihat dari analisa, ulama yang bathin yang selalu mendapatkan inspirasi.”

“Wahyu sudah terputus tapi mereka mendapat ilham karena kejernihan hati, mereka yang menyuruh saya,” sambungnya.

Menurut Ustaz Abdul Somad, saat itu ia berani menerima semua konsekuensi setelah menyatakan dukungan untuk Prabowo.

Meskipun begitu, ia kembali menegaskan tak sedikitpun merasa kecewa setelah Prabowo memutuskan masuk dalam pemerintahan.

“Lalu kemudian ketika saya sampaikan dengan segala macam konsekuensinya saya terima.”

“Lalu kemudian terjadi apa yang terjadi, tidak ada kekecewaan sedikitpun karena itu adalah yang sudah saya lakukan,” jelasnya.

Ia mengaku hanya tak ingin disalahkan umat Islam di masa mendatang jika tak menyatakan pilihannya saat itu.

“Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan agar umat tidak menyalahkan saya di masa yang akan datang,” tandasnya.

Sumber: tribunnews.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan