Erick Thohir Klaim Ilmuwan RI Punya Kapasitas Produksi Vaksin Sendiri

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, bila Indonesia menjadi negara besar di 2045, maka bukan tidak mungkin bisa saja BUMN tidak ada lagi. (Foto: sindonews)

IDTODAY.CO – Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan bahwa Kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan sejumlah perusahaan produsen vaksin Covid-19 seperti Sinovac China dan G42 Uni Emirat Arab (UEA) merupakan solusi jangka pendek.

Pernyataan tersebut disampaikan Erick Thohir dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (27/8/20).

“Solusi yang ditawarkan vaksin ini masih merupakan solusi jangka pendek, yang kita harapkan tadi kita juga bisa menemukan vaksin merah putih sendiri,” katanya sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.

Menteri BUMN tersebut mengatakan bahwa perusahaan dalam negeri memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin serupa. Utamanya perusahaan di bawah kementerian BUMN yang dipimpinnya.

Bahkan, menurutnya Bio Farma sudah memproduksi 15 macam vaksin. Tak tanggung-tanggung, perusahaan tersebut mampu memproduksi 2 miliar dosis setiap tahunnya. kemudian, ditambah dengan produksi 250 juta khusus untuk covid 19.

“Karena dari pengalaman yang sudah berjalan selama ini kita juga punya kapasitas itu, cuman karena ini memang penyakit baru kita belum bisa mendapatkan teknologi yang disampaikan,” urainya.

Baca Juga:  Politikus PKS Pertanyakan Keberanian KPK Periksa Luhut dan Erick Thohir

Lebih lanjut kau mau menjelaskan bahwa presiden Joko Widodo telah menunjuk Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Bambang Brodjonegoro selaku Ketua Satuan Tugas Percepatan Pengembangan Vaksin Merah-Putih untuk mempercepat proses produksi vaksin tersebut.

“Presiden sudah keluarkan Perpres rencananya minggu ini di mana pimpinan dari pada Vaksin Merah Putih untuk percepatan di bawah Pak Bambang Brodjonegoro (Menristek/Kepala BRIN),” urai Erick.

Kemudian, Erick Thohir kembali menegaskan bahwa infrastruktur yang akan digunakan dalam proses percepatan tersebut merupakan struktur dari perusahaan BUMN.

“Karena memang infrastruktur yang akan digunakan sebagian besar dari perusahaan BUMN,” katanya.[cnbcindonesia/brz/nu]

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan