Kritikus Faizal Assegaf menyebut, ia tak terlalu memfokuskan pada wacana perubahan sistem pemilu, apakah sistemnya akan terbuka atau tertutup.

“Sebab sejak gugatan itu muncul, telah ditolak keras oleh delapan parpol,” ungkapnya dikutip fajar.co.id, Kamis (15/6/2023),

Lebih jauh, ia mengatakan, apa yang berlangsung selama ini hanya srimulat politik.

“MK, PDIP dan Istana tidak mungkin nekat bertindak konyol. Semua itu cuma srimulat politik dan banyolan aja. Tujuan untuk menjebak dan menghardik oposisi,” jelasnya.

Baca Juga:  Amien Rais, SBY dan Surya Paloh Dapat Tampil Pimpin People Power

Mestinya elemen pro perubahan fokus menggalang penguatan koalisi parpol untuk pastikan Anies Baswedan sebagai tokoh sentral perubahan tidak dijegal.

Karenanya, ia menyarankan elemen pro perubahan fokus saja. Memastikan Anies Baswedan tidak dijegal di Pemilihan Presiden.

“Jejaring oposisi harus lebih jeli dan cerdas untuk menghindari berbagai isu yang diproduksi oleh agen status quo. Yang tujuannya mengobrak-abrik soliditas oposisi,” terangnya.

Menurutnya, tidak ada cara lain yang efektif untuk terus bergerak secara konstruktif selain memperkuat parpol pro perubahan, dan lebih agresif menggalang konsolidasi people power sebagai ikhtiar mencegah penjegalan dan kecurangan.

“Bila kedaulatan politik rakyat terus diobrak-abrik untuk menjegal Anies dan partai koalisi, maka pilihan people power tidak bisa dihindari. Intervensi kekuasaan harus dilawan melalui solidaritas rakyat secara tegas,” jelasnya.

Baca Juga:  Desakan Menuntut Jokowi Mundur Dan Di Penjarakan Muncul Di Forum Diskusi

“Rapatkan barisan, lawan seluruh modus-modus jahat dari praktek kekuasaan yang semena-mena. Semakin solid dan agresif oposisi menyuarakan perubahan, semakin terbuka peluang bagi rakyat mengakhiri ketidakadilan,” tandasnya.

Sumber: kontenjatim.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan