IDTODAY.CO – Dampak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19 sangat terasa di berbagai sektor perekonomian. utamanya bagi pekerja non formal dan pekerja harian yang menggantungkan penghasilannya pada interaksi sosial mereka setiap harinya.
Santer diberitakan oleh media terkait nasib ojek online terutama yang beroperasi di kota besar seperti DKI Jakarta. Banyak yang mengeluhkan berkurangnya atau bahkan hilangnya sama sekali pendapatan mereka.
Menanggapi situasi tersebut, aktivis Haris Rusly Moti, mempertanyakan tanggung jawab pemerintah dalam menjamin keberlangsungan hidup para driver ojol tersebut.
Haris menjelaskan, keberadaan driver tersebut telah mengantarkan pemiliknya menjadi orang yang kaya mendadak dan menjadi pejabat publik yang disegani.
“Ojol antarkan segelintir jadi kaya mendadak, antarkan si Nadiem yang sok modern jadi Mendikbud,” cuit Haris di akun Twitternya, Minggu (19/4).
padahal, menurut Haris mereka yang berjuang tak kenal takut menghadapi asap dan debu di tengah ancaman penyakit paru-paru dan TBC.
“Berkubangan asap dan debu, terancam penyakit paru basah dan TBC. Ojol tak dilindungi negara,” kata Haris.
Haris menilai, perlakuan Nadiem dan Go-jek kepada para driver terkesan abai terhadap nasib mereka yang sedang berjuang menghadapi virus Corona.
“Habis manis sepah dibuang. Kenapa Nadiem dan GoJek tak peduli saat ojol kelaparan terpapar Covid-19?” Tandasnya.[Brz]