Konsisten Dukung Anies Baswedan, Politikus PAN M. Yasin Kara Siap Dievaluasi bahkan Dipecat sebagai Hakim Mahkamah Partai

Politikus PAN M. Yasin Kara (kiri) membacakan teks deklarasi Amanat Indonesia (ANIES) pada Minggu lalu. Pengurus Amanat Indonesia ini dikukuhkan langsung oleh bacapres Anies Baswedan (kanan). (KBANews)

Politikus senior PAN M. Yasin Kara konsisten mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Karena itu dia tidak akan surut sejengkal pun setelah bersama sejumlah politikus PAN lainnya mendeklarasikan Amanat Indonesia (ANIES) di Lapangan Tenis Indoor, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu, 7 Mei 2023.

Sebab menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut yang paling tepat memimpin negeri ini pada periode 2024-2029 mendatang. “Jadi kalau idealisme sudah pada garis kualitatif seperti yang ada pada Anies Baswedan, [kita] tidak bisa digeser ke mana-mana lagi,” jelasnya kepada KBA News Kamis, 11 Mei 2023.

Atas sikap politiknya tersebut, dia yang pada saat acara Minggu lalu memimpin pembacaan teks deklarasi ANIES ini pun siap dievaluasi bahkan termasuk bila dipecat dari jabatannya sebagai Hakim Mahkamah Partai, seperti yang diisyaratkan sejumlah pengurus DPP PAN.

“Kalau mereka melakukan evaluasi, ya biasa saja. Siapa pun perlu dievaluasi. Mereka juga perlu dievaluasi oleh anggota PAN. Kalau kinerjanya bagus, kita kasih penghargaan. Tapi kalau kinerjanya buruk, jelek (dievaluasi). Siapa pun bisa saling evaluasi dalam kehidupan ini. Biasa saja,” ucapnya.

Baca Juga:  PDIP Ancam PPP! Persilahkan Hengkang dari Koalisi, Jika Ngebet Usulkan Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar

Sejauh ini sambungnya menekankan, dia bekerja dengan baik sesuai tugas, pokok, dan fungsinya sebagai Hakim Mahkamah Partai. Karena itu secara kinerja, tidak ada alasan untuk mencopotnya.

“Kalau dianggap buruk, ya diganti. Tapi kalau tidak buruk, ya masak diganti sih. Pokoknya kasus-kasus yang masuk kita adili, berjalan sebagaimana mestinya,” jelas mantan anggota DPR RI yang pada kepengurusan DPP PAN periode lalu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Partai ini.

Meski demikian, katanya lagi, dia siap menerima apa pun konsekuensi atas sikap politiknya tersebut. Walaupun sejauh ini belum ada teguran secara langsung dari DPP PAN kepada mereka.

Namun, yang pasti dia mengingatkan, PAN akan semakin ditinggalkan konstituen kalau sampai bertindak otoriter. Karena mayoritas pemilih PAN mendukung Anies Baswedan.

“Tidak ada saya kira [teguran]. Mereka mengerti karena aspirasi masyarakat [pendukung PAN] di bawah itu ya ke Anies. Hasil survei kan sudah 61 persen. Makanya pernyataan-pernyataan [DPP] yang sedikit agak menyesalkan itu lebih kepada pernyataan politik. Biasa saja,” ungkapnya.

“Karena kalau mereka realisasikan itu, misalnya ada 1 – 2 orang dipecat, yang dipecat itu tidak akan melawan. Tapi masyarakat, konstiuen yang akan bereaksi melawan. Terlebih dukungan yang dilakukan secara formal oleh PAN, tidak match dengan mereka [konstituen],” tandasnya.

Sebelumnya jajaran pengurus DPP PAN bereaksi atas deklarasi dan pengukuhan Amanat Indonesia ini. Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kader-kader yang membentuk simpul relawan bacapres usungan NasDem, Demokrat, dan PKS tersebut.

Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memberikan sanksi. “Akan dibicarakan di internal PAN. Apakah ada sanksi atau tidak, tergantung dari hasil evaluasi internal tersebut,” kata dia kemarin.

Namun yang pasti, Saleh menegaskan deklarasi Amanat Indonesia ini tidak ada kaitan dengan PAN, yang sampai saat ini belum memutuskan capres. Bahkan para inisiator dan deklarator relawan Amanat Indonesia itu disebutnya sudah bertahun-tahun tidak aktif di kepengurusan PAN.

Sebagaimana diketahui, PAN tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PPP. Namun, PPP sendiri telah memutuskan mendukung Ganjar Pranowo. PAN juga sudah mengisyaratkan akan mendukung capres PDIP tersebut. Namun, berusaha menduetkan dengan Menteri BUMN Erick Thohir.

Sementara perkembangan terbaru, Golkar dan PKB yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra sedang menggodok pembentukan koalisi besar. (kba)

Sumber: kbanews

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan