Luhut Gunakan TKA Awasi Pembangunan IKN, Said Didu: Sejak Rezim Ini Bangsa Indonesia Dianggap Bodoh

Mantan Seketerais BUMN Said Didu tidak sepaham dengan isi surat pemilik bos Djarum, Budi Hartono/suara.com

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu kritik langkah Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan untuk mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Sejak rezim ini, bangsa Indonesia langsung dianggap bodoh. Mulai dari pekerjaan tambang sampai pekerjaan sipil di IKN bangsa ini dianggap tdk mampu,” ujar Said Didu dalam akun twitter pribadinya yang dikutip tajukpolitik.com, Rabu (14/6).

“Pdhl 80 an kita sdh buat pabrik pupuk, kilang minyak, pesawat terbang apalagi hanya pekerjaan sipil,” tukasnya.

Penempatan TKA sebagai pengawas pembangunan proyek IKN oleh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan juga dikritik oleh Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.

Baca Juga:  Said Didu: Saya Masih Berniat Buat Patung Esemka Sebagai Peringatan Kebohongan

Menurut Jerry, penyataan Luhut ini menggelikan karena seolah menunjukkan pro asing. Sebab, menunjuk bule sebagai pengawas memperlihatkan ketidakprofesionalan.

“Saya kira ini proyek asing, jadi ganti aja nama IKN (Ibukota Nusantara) jadi IKA atau Ibukota asing,” kata Jerry kepada dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (12/6).

Jerry menduga pengawas proyek IKN berasal dari Tenaga Kerja China. Menurutnya, Luhut sedang mencoba mengelabui masyarakat dengan menyebut tenaga bule.

“Contoh mega proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan TKA yang mayoritas dari China. Menariknya, ternyata ada posisi tukang las yang juga diisi oleh TKA China,” ungkap Jerry.

Sebagai Ketua Percepatan IKN, Luhut melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pengawas pembangunan IKN dari warga negara asing atau bule.

“Saya melapor Bapak Presiden, pengawas itu kita terpaksa, dengan segala hormat, kita pakai bule-bule untuk menjadi kualitas. Jadi, jangan nanti, Presiden itu, (pekerjaan) jadi, tapi kualitasnya tidak bagus,” kata Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/6).

Luhut menegaskan bahwa anak bangsa tidak bisa untuk menjadi pengawas pembangunan IKN.

“Bangsa kita enggak bisa, ya memang enggak bisa. Kualitasnya masih kadang miring-miring. Kalau Anda lihat bangunan kita, masih banyak kualitasnya kurang bagus, tidak rapi. Kuat, tapi masih belok-belok,” ucap Luhut saat peluncuran Battery Asset Management Services Indonesia Battery Corporation di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (12/6/2023) malam.

Mengenai kritikan terhadap kebijakannya mempekerjakan tenaga asing, Luhut menyebutkan, harus dilihat dari sisi positifnya, karena ini untuk kepentingan nasional.

“Sepanjang untuk kepentingan nasional, kita tidak perlu ragu-ragu. Kita kadang-kadang ini munafik. Saya bilang pengawasan pembangunan ibu kota baru kita hire orang-orang bule, marah,” ungkap dia.

Sumber: tajukpolitik

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan