PKS Akui Sempat Ditawari Uang dan Jabatan untuk Keluar dari Koalisi Perubahan

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Iqbal (PKS)

Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Iqbal membenarkan ucapan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Sudirman Said yang menyebut partai itu tengah digoda oleh berbagai pihak agar keluar dari koalisi tersebut. Iqbal menjelaskan, godaan ini berupa jabatan dan uang.

Kendati demikian, Iqbal menyebut partainya telah teruji. PKS, kata dia, saat ini fokus menuntaskan proses penentuan calon wakil presiden bagi Anies Baswedan bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.

“PKS sudah teruji. Sampai saat ini, PKS tegak lurus berada di luar pemerintahan dan PKS saat ini fokus kepada deklarasi pasangan Anies Baswedan,” kata Iqbal saat dihubungi, Kamis (8/6/2023).

Iqbal tak menceritakan pihak mana yang mencoba menggoda partainya ataupun jabatan apa yang ditawarkan.

Dia hanya menegaskan bahwa mereka akan tetap berada di Koalisi Perubahan.

Baca Juga:  Anies Baswedan Ingin Wujudkan Negeri yang Bersahabat dengan Ulama

PKS tak akan goyah karena ini

Iqbal bercerita, penunjukan Anies sebagai capres oleh partainya dilakukan melalui proses yang tidak mudah.

Pasalnya, kata dia, PKS mesti menggelar Musyawarah Majelis Syura yang dihadiri oleh 99 orang.

Selain itu, Iqbal menyebut ada mekanisme yang ketat dan prasyarat yang kuat sehingga keputusan tersebut sulit digoyahkan.

“Jadi dalam konteks statement Pak Sudirman, PKS sudah melewatinya dan kami saat ini tegak lurus untuk bersama Anies dan Koalisi Perubahan,” kata Iqbal.

Sudirman Said ungkap hambatan Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan

Sebelumnya, Sudirman Said mengatakan godaan terhadap Anies Baswedan maupun koalisinya masih berjalan hingga saat ini.

Upaya penjegalan ini, kata Sudirman, tak hanya berangkat dari pengalaman internal, melainkan dikuatkan dengan pernyataan pengamat yang notabene merupakan pihak eksternal

Baca Juga:  Kader NU Banyak Masuk Tim 100 Bakorsi AMIN di Tegal

Dia mencontohkan, upaya membuat Anies batal maju pada Pilpres 2024 ini salah satunya dilakukan melalui pengusutan perkara Formula E.

Padahal, Sudirman menyebut dari 19 kali gelar perkara tidak ditemukan adanya bukti yang mengarah pada Anies.

“Kemudian kita juga tahu Demokrat mengalami tantangan yang tidak ringan, NasDem juga begitu mengalami tantangan hukum, begitupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS),” kata Sudirman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023.

Sudirman menceritakan tantangan terhadap PKS, misalnya. Partai pimpinan Ahmad Syaikhu ini disebut Sudirman sudah didatangi pejabat negara hingga pimpinan parpol dengan membawa misi menarik mereka dari Koalisi Perubahan.

“Misinya itu supaya PKS keluar dari koalisi dan majunya Pak Anies digagalkan. Bentuknya apa? Ya namanya iming-iming bentuknya macam-macam,” kata bekas Menteri ESDM tersebut.

Baca Juga:  Anies Ajak Khatib Jumat se-Indonesia Bacakan Qunut Nazilah untuk Palestina

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa Koalisi Perubahan hingga kini tetap solid dan guyub.

Solidnya koalisi ini, kata Sudirman, merupakan upaya memperjuangkan gagasan, program, serta solusi bagi permasalahan di tengah masyarakat.

“Kami bersyukur bahwa semua partai ini tetap pada kesepakatan kemarin. Dan rasanya makin banyak tekanan, godaan, bukannya mereka makin kendor, tapi makin kenceng,” kata dia.

Selain PKS, sjumlah pengamat politik saat ini melihat adanya upaya untuk menggoyahkan Koalisi Perubahan dengan menyebut Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY masuk bursa calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo.

Analis politik Arifki Chaniago menilai tawaran yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani tersebut sebagai godaan iman politik bagi Demokrat.

Sumber: Tempo

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan