Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai negara tengah mengalami kemunduran demokrasi di tengah krisis pandemi virus corona. Kondisi tersebut tercermin dari sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan, yakni adanya teror terhadap acara diskusi yang menyinggung presiden.

“Soal kemunduran demokrasi, kita lihat di masa krisis ini berpendapat pun dibatasi, dilarang. Ini berbahaya buat kita,” tutur Faisal dalam diskusi daring bersama Kahmi Preneur, Senin, 1 Juni 2020.

Baca Juga:  Faisal Basri: Saling Black Mailing, Oligarki Kekuasaan Tidak akan Bertahan Sampai 2024

Menurut Faisal, kemunduran demokrasi dicerminkan dari adanya indikator “our of state” yang semakin kuat. Ditambah lagi, kata dia, keberpihakan negara terhadap korporasi kian kentara.

Faisal menurutkan, hal itu bisa dilihat dari disahkannya Undang-undang Minerba serta perancangan Omnibus Law yang kontroversial. Akhirnya, secara bersamaan, kekuatan masyarakat atau “power of society” pun semakin tergerus.

Dia pun mengingatkan akan adanya peristiwa demo massa yang belakangan terjadi di Minneapolis, Amerika Serikat, karena adanya penyerangan warga berkulit hitam, George Floyd, oleh empat polisi. Ketegangan itu dikhawatirkan akan sama dengan di Indonesia.

Baca Juga:  Faisal Basri Kritik Jokowi, Karena Sampaikan Fakta Menyesatkan Soal Hilirisasi Nikel

“Apa yang terjadi di Amerika merupakan refleksi dari meletupnya kefrustasian rakyat terhadap pemerintah yang menyebabkan ketimpangan semakin menjadi-jadi,” tutur Faisal.

Sumber: tempo.co

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan