Geliat bursa Pilpres 2024 makin menjadi perbincangan hangat publik, terutama naiknya nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun Fahri Hamzah sebut hanya Prabowo Subianto yang cocok jadi Presiden.

Koalisi pengusung Anies Baswedan jadi Capres 2024 yakni ‘koalisi perubahan untuk persatuan’ telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Calon Presiden 2024.

Diketahui Anies Baswedan diusung oleh 3 partai politik untuk maju sebagai capres yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Begitu pula Ganjar Pranowo secara resmi telah diusung menjadi Calon Presiden (Capres) 2024 dari PDIP pada ajang Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Dalam sesi acara, ada seorang mahasiswa bertanya kepada Fahri Hamzah soal sistem pemilu 2024 dan koalisi. “Apakah perubahan peta koalisi terbolak balik dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik? atau hanya bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan politik?,” isi pertanyaan Mahasiswa BEM Koordinator Advokasi Universitas Bhayangkara.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan bahwa dirinya mengusulkan penjadwalan yang lebih baik, supaya ada hak publik untuk menilai siapa yang terbaik.

Baca Juga:  Tak Main-Main Soal Penanganan COVID-19, Anies Bertukar Info dengan 44 Pemimpin Kota dari 31 Negara

“Sebab kita gak bisa kasih diberi jaminan kalau semua isi kepalanya itu tidak dikeluarkan dari awal,” ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews.

“Baik partainya, anggota-anggota DPR yang akan mengisi Senayan dan juga calon Presidennya terutama, makanya mekanisme ini yang harus kita pikirkan karena kalau kita hanya menilai seorang calon Presiden itu dalam 75 hari,” tambahnya. Di mana sudah ditambah dengan pemilihan legislatif pusat, legislatif daerah, DPD. Semua itu akan sulit kita nilai, sehingga tidak ada jaminan.

Mantan Politisi PKS ini menuturkan bahwa calon Presiden yang adalah Ketua Umum Partai itu lebih kuat sebenarnya mewakili partai dan gagasannya. “Di PKS itu calon Presiden terkuat adalah Ustaz Salim Al-Jufri, di Demokrat calon Presiden terkuat dan terbaik adalah AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), di Golkar pak Airlangga,” ujarnya.

“Sementara di Partai PAN pak Zul, kita suka atau tidak karena ada kartu di tangan dia sebagai Capres dan sebagai Ketua Umum, termasuk juga Gerindra pak Prabowo dan ibu Megawati di PDIP, itu yang bisa punya kekuatan,” ucapnya. Fahri Hamzah mengungkapkan jika seorang tokoh mencalonkan sebagai Presiden dan selaku Ketua Umum Partai yang mewakili partai.

Baca Juga:  Anies-Gus Yahya, Cocok!

“Sehingga kita sebagai rakyat pun jadi tahu,’Oh ini toh yang akan memimpin kita dan kita kemudian punya pemahaman tentang orang itu panjang, mulai dari dia mengurus partainya, memimpin partainya “Sampailah nanti mereka menjadi kandidat calon Presiden untuk berdebat dengan calon-calon Presiden lainnya membawa misi dari partainya, program dari partainya,” tambahnya.

Dari dasar itulah, Fahri berpendapat bahwa jika partai tersebut berkuasa maka Presidennya demikian. Dan jika mengetahui Presidennya maka negara akan dibawa ke arah sana.

Tetapi pada kenyataannya jika menilik jaman sekarang soal politik di Indonesia karena adanya kawin paksa dari dua partai politik untuk dua Capres. “Lah sekarang ini kan bingung, karena orang-orang ini kan mau kawin paksa, orang-orang ini kan dipaksa berpacaran oleh sesuatu yang kita sendiri nggak jelas,” ungkapnya.

Baca Juga:  Dianggap Berhasil Tangani Covid-19, Anies Jadi Pembicara Covid di Depan 40 Pimpinan di Seluruh Dunia

Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Muhaimin Iskandar.

Menurut mantan Aktivis 1998 ini semua kesalahan ini mesti direvisi dan kalau tidak mau direvisi, maka hasilnya nggak akan ideal.

“Makanya mohon maaf saya katakan, yang ideal itu kenapa saya sebut pak Prabowo karena dia Ketua Umum, orang tahu dia calon Presiden dari awal dia tahu,” tegasnya.

“Dan rakyat sepertinya sudah ke sana sekarang, dia menikmati itu. Konsistensinya sebagai calon Presiden dan partai,” sambungnya.

Pada kesempatan bicara di forum tersebut, Fahri Hamzah menuturkan bahwa jika hal itu dilakukan oleh Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputri. “Saya yakin tuh kompetitif betul ini pertarungan dan itu asyik bagi rakyat Indonesia, saya kira itu,” imbuhnya.

Sumber: tvonenews.com

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan