IDTODAY.CO – Ariel Heryanto, Profesor program studi Indonesia di Universitas Monash Australia, mengomentari pernyataan Haris Azhar perihal pemerintah yang enggan menerapkan kebijakan lockdown di tengan pandemi virus corona Covid-19.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ariel menanggapi tautan artikel surat kabar online berjudul “Hariz Azhar: Pemerintah Tak Mau Lockdown Karena Enggan Santuni Orang Miskin”.
Dalam cuitannya, lebih setuju mengganti kata “enggan” dengan kata “tak mampu”. Dia berasumsi, kesulitan pemerintah membuat orang kaya patuh bayar pajak menjadi penyebab tidak mampu menyantuni kalangan menengah ke bawah.
“Mungkin bukan ‘enggan’, tapi tak mampu? Memajaki orang-orang kaya masih susah,” cuit Ariel, seperti dikutip dari Suara.com (26/2/2020).
Dosen tersebut menambahkan, butuh dana super besar untuk memenuhi kebutuhan penduduk dengan jumlah besar. Ditambah lagi pengelolaan santunan darurat yang juga amat rumit.
“Dana yang dibutuhkan sangat besar mengingat jumlah penduduk yang membutuhkan. Belum lagi rumitnya mengelola santunan darurat,” imbuhnya.
Menurut dugaannya, kebijakan lockdown akan diterapkan ketika pemerintah menyantuni orang miskin.
Di samping masalah lockdown, Ariel juga menyinggung keterbukaan informasi dari pemerintah akan mengurangi kecurigaan masyarakat terkait kebijakan yang akan diambil.
“Itu pentingnya keterbukaan informasi dan data kepada publik: tentang dana, tentang risiko, tentang kebutuhan kelompok rentan, tentang wawasan dan strategi pemerintah. Publik tak perlu bermain duga-dugaan, apalagi curiga,” urai Ariel.
Akhirnya, informasi dan kebijakan tidak cukup hanya sepihak dari pemerintah saja.
“Jadi bukan hanya pengumuman dan keputusan sepihak dari atas”.[suara/br]