Islam merupakan agama yang universal. Karakteristik ajarannya tidak hanya untuk lokal, tetapi bermuara global, lintas wilayah, bangsa, suku, dan ras. Sebagai agama samawi, perkembangannya mengalami pergerakan yang cukup pesat. Islam telah hadir di berbagai belahan bumi di seantero dunia. Berbagai jalur cara agama ini hadir di suatu kawasan. Sesuai dengan fitrah dan aktivitas manusia. Bisa melalui jalur ekonomi dan perdagangan, budaya, politik, dan sosial.

Setiap orang yang telah suka rela menyatakan diri bersyahadat disebut muslim. Sejak itu pula diberikan hak untuk menyampaikan ajaran yang diyakini itu kepada orang lain, keluarga, kawan, kerabat, dan handai tolan, walaupun yang disampaikan hanya satu patah kata yang berisi tentang kebaikan. Yang demikian itu diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Secara umum, setiap muslim dianjurkan untuk senantiasa mengajak ke jalan kebaikan dan mencegah dari perilaku yang buruk. Amar ma’ruf nahi mungkar. ”Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS Al-Asr: 3).

Dengan semangat motivasi untuk berbuat dan mengajak kepada jalan Allah itulah, setiap muslim berusaha untuk mengamalkan ajaran tersebut di setiap tempat dan dalam kesempatan apa pun. Meski demikian, tidak semua orang memiliki keahlian dalam mensyiarkan dakwah Islam. Harus ada sebagian masyarakat yang spesifik mempelajari agama dengan mendalam dan mampu menyampaikan dengan baik. Untuk itu, perlu belajar dan kedalaman ilmu, baik secara materi keislaman dan strategi, metode, serta teknik cara penyampaian. Perintah itu ditegaskan

Dakwah, sebagai upaya menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat, telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan kemajuan zaman. Dulu, dakwah mungkin terbatas pada ceramah-ceramah di masjid atau pengajian-pengajian di rumah-rumah. Namun, dengan berkembangnya teknologi informasi dan media modern, terbuka lah sebuah era baru untuk berinovasi dalam menyampaikan pesan dakwah kepada khalayak yang lebih luas dan beragam.

Di era digital ini, tantangan yang dihadapi dalam dakwah semakin kompleks. Masyarakat terpapar oleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang kadang tidak selalu memihak kepada nilai-nilai agama. Teknologi membawa konsekuensi positif dan negatif dalam dakwah. Di satu sisi, teknologi memberikan akses yang lebih mudah dan cepat dalam menyebarkan pesan dakwah. Namun, di sisi lain, ia juga menjadi sumber distraksi yang serius bagi umat dalam menjalankan ajaran agama. Oleh karena itu, inovasi dalam media dakwah menjadi sangat penting.

Salah satu inovasi yang muncul adalah pemanfaatan media sosial. Platform-platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube menjadi sarana yang efektif dalam menyebarkan pesan dakwah. Para da’i dan ulama dapat mengunggah ceramah-ceramah, kajian-kajian, dan artikel-artikel keagamaan untuk diakses oleh jutaan orang secara global. Kemudahan berinteraksi dengan audiens melalui komentar dan pesan pribadi juga memungkinkan terjadinya dialog yang lebih intim antara pengajar dan pemirsa.

Selain media sosial, aplikasi khusus dakwah juga telah dikembangkan. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang mendukung pembelajaran agama, seperti rekaman ceramah, artikel, kuis, dan forum diskusi. Beberapa aplikasi bahkan dilengkapi dengan fitur-fitur interaktif seperti live streaming acara-acara keagamaan, konsultasi dengan ulama secara online, dan pengaturan jadwal ibadah.

Tidak hanya itu, inovasi media dakwah juga mencakup pengembangan konten-konten yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Bukan hanya tentang teori-teori keagamaan yang kering, tapi juga aplikasi dari nilai-nilai agama dalam konteks kehidupan modern. Misalnya, bagaimana menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam mengelola keuangan, menjaga kesehatan mental, atau memperkuat hubungan keluarga.

Namun, inovasi media dakwah bukanlah tanpa tantangan. Perlu adanya perhatian terhadap akurasi dan kebenaran informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak tepat dapat membahayakan pemahaman agama yang sebenarnya dan menimbulkan kontroversi yang tidak perlu. Selain itu, perlu juga menjaga kesantunan dan etika dalam berdakwah di ranah digital, mengingat banyaknya konten-konten yang provokatif dan kontroversial di media sosial.

Dalam menghadapi tantangan zaman, inovasi media dakwah menjadi sebuah keharusan. Kreativitas dan kesadaran akan perubahan menjadi kunci dalam merespon perubahan yang terjadi di masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi dan media modern dengan bijak, dakwah dapat tetap relevan dan efektif dalam menyebarkan nilai-nilai agama yang damai, toleran, dan membangun.

Oleh; Faiqur Rohman Amin (Mahasiswa Prodi BPI IAIMU Pamekasan)

Penulis: Faiqur Rohman Amin

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan