Oleh: Sarimawati
(Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)
Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan. Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia. Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memanfaatkan tumbuhan ini dengan baik. karena menganggap tanaman kelor merupakan tanaman liar.
Tanaman merunggai atau biasa kita sebut dengan kelor adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Menurut sejarah, tanaman ini mulai dimanfaatkan sekitar 2000 tahun Sebelum Masehi (SM) atau 5000 tahun silam di India Utara. Masyarakat di daerah tersebut memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan ramuan obat-obatan.
Tanaman kelor juga dikenal dengan nama Limaran, bahasa latin tanaman ini adalah Moringa Oleifera yang berarti, sejenis tanaman yang berasal dari Agra dan Oudh, yang terletak di Himalaya (India).
Menurut F.G. Winarno, daun kelor kering sebanyak 100 gram mengandung senyawa antara lain
Protein dua kali lebih tinggi dari yoghurt, vitamin A tujuh kali lebih tinggi dari wortel, Kalium tiga kali lebih tinggi dari pisang, kalsium empat kali lebih tinggi dari susu, vtamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk . Tak hanya senyawa itu saja, melansir dari Healthline, daun kelor juga mengandung vitamin B6, zat besi, magnesium, serta riboflavin B2. Dalam 100 gram daun kelor segar, kandungan vitamin C-nya mencukupi 157 persen kebutuhan gizi dalam sehari.
Dalam 100 gram daun kelor segar, kandungan vitamin C-nya mencukupi 157 persen kebutuhan gizi dalam sehari. Namun, daun kelor kering atau suplemen Moringa oleifera nutrisinya tidak sebesar daun kelor segar.
Kandungan asam amino esensial yang terdapat di dalamnya juga bisa membantu perkembangan bayi dalam kandungan. Maka daun kelor juga direkomendasikan bagi ibu-ibu hamil agar kondisi tubuh serta janin yang dikandungnya menjadi lebih baik dan sehat
daun kelor memang memiliki segudang manfaat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh World Health Organisation (WHO) yaitu, manfaat daun kelor bagi kesehatan di antaranya dapat membantu perkembangan tubuh serta menjadi obat tradisional yang bisa mengobati berbagai macam penyakit.
Mengutip dari gatra.com Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josep Nae Soi membandingkan tingkat gizi buruk dan stunting di Afrika dengan Provinsi NTT. Perbandingan ini berpatokan pada tingkat konsumsi kelor.
Di negara Afrika saat ini sudah bebas dari menderita gizi buruk, karena banyak yang mengkonsumsi kelor. Padahal 10 tahun lalu penderita penyakit gizi buruk di Afrika memiliki perbandingan 300% dibandingkan NTT.
Belajar dari Afrika, pemerintah Provinsi NTT membuat program kelornisasi. Dengan mengkonsumsi kelor secara rutin setiap hari diharapkan dapat menurunkan tingkat penderita gizi buruk dan stunting.
Sudah sepantasnya, Indonesia berbangga diri dengan iklim yang dimiliki. Sebab tumbuhan kelor hanya bisa tumbuh di negara yang bercuaca tropis. Namun sangat disayangkan, banyak orang Indonesia yang tidak memanfaatkan tumbuhan kelor dengan baik. di Indonesia, masih banyak orang yang mempercayai mitos kesaktian tumbuhan kelor.
Di perkampungan, masih banyak orang yang percaya bahwa jika ada orang yang sakit dan tergeletak lama namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut diduga memiliki kesaktian tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya. Untuk membantu penyakit tersebut, biasanya orang tersebut disapu dengan daun kelor hingga akhirnya dapat meninggal dengan tenang. Saat jasadnya dimandikan, orang tersebut juga disapu dengan daun kelor agar tubuhnya bersih dari segala makhluk dan benda mistis yang masih menempel pada jasadnya.
Indonesia memiliki kota dengan tumbuhan kelor terbaik kedua di dunia. Mengutip dari KOMPAS.com, Kelor yang tumbuh di daratan Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini diklaim memiliki kualitas terbaik nomor dua di dunia setelah Spanyol. Mengapa kelor yang ada di NTT mendapat peringkat yang sangat baik dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia?
Jawabannya yaitu karena tanah yang ada di Nusa Tenggara Timur tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia, berbeda dengan daerah-daerah lain yang kebanyakan tanahnya sudah tercemar bahan kimia atau pupuk urea yang digunakan oleh warga. Hal ini membuat banyak pengusaha mancanegara mengincar kelor dari NTT, bahkan mereka rela antre dan menunggu hasil panennya.
Kelor NTT disukai oleh dunia dikarenakan NTT mempunyai tanaman kelor yang asli, bukan dari negara asalnya India atau Spanyol. Sehingga jika masyarakat memakan daun kelor, daun tanaman tersebut memiliki kandungan protein yang luar biasa dan vitamin Yang ada di dalamnya bisa dua kali lipat dibanding dengan makanan lainnya.
Sebagai warga Indonesia kita patut melestarikan tumbuhan kelor dan memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari kita. Bisa mengkonsumsi sebagai obat-obatan agar mengurangi kimia di dalam tubuh kita. Untuk produk kecantikan yang berbahan dasar kelor juga banyak, sehingga tidak begitu kesulitan untuk mencarinya.
Selain tanamannya yang mudah dicari di Indonesia, manfaatnya juga sangat banyak dan kaya akan antioksidan, protein, karotenoid, potassium, dan senyawa lainnya yang bisa menangkal radikal bebas serta pertumbuhan sel kanker.
Penulis : Sarimawati,
(mahasiswa UIN Walisongo Semarang, prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam)