AHY Kunjungi PP Muhammadiyah, Bahas Soal Pancasila dan Ujian Demokrasi

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat bersilaturahmi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu, 3 April 2021. (Foto: Antara)

IDTODAY.CO – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. Pertemuan berlangsung di Kantor PP Muhammadiyah, di Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Sabtu kemarin.

Dalam pertemuan tersebut ada empat hal yang dibahas kedua belah pihak. “Ada empat hal tadi yang kami bicarakan dan juga menjadi pesan dari Bapak Haedar Nasir,” ujar AHY.

Soal utama yang jadi pembahasan ialah bagaimana menegakkan demokrasi berpijak pada konstitusi yang berlaku di Indonesia ini. “Ujian dan tantangan demokrasi akan terus kita hadapi, termasuk di masa pandemi ini. Jadi, harapannya ke depan kita bisa sama-sama merawat demokrasi dalam semangat berpijak pada konstitusi yang berlaku,” kata AHY.

Berikutnya, AHY dan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir membahas soal Pancasila yang sudah menjadi keputusan negeri bangsa Indonesia harus terus dijaga. AHY menilai Pancasila tidak hanya sekedar diucapkan dengan lantang atau jadi label semata. Hal terpenting ialah bagaimana upaya mengamalkannya.

“Kita juga berharap Pancasila itu tidak jadi pelabelan saja, untuk satu kelompok melawan kelompok yang lain. Justru Pancasila sebagai konsensus bersama dan mengakomodasi segala perbedaan dan keberagaman di Indonesia,” tutur putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

Usai silaturahmi dengan pimpinan PP Muhammadiyah, AHY bersilaturahmi secara virtual dengan Buya Syafii Maarif. Dari hasil diskusi dengan Syafii Maarif, AHY mendapat pesan khusus, yakni agar mengajak semua elemen bangsa bersatu menjaga demokrasi.

“Kita tahu beliau adalah seorang tokoh besar, guru bangsa, sebagai seseorang yang memiliki pengalaman yang luar biasa dalam berbagai hal,” kata AHY soal Syafii Maarif.

Baca Juga: Nasir Abas: Pembenci Pemerintah Mudah Direkrut Jadi Ter*ris

Sumber: tempo.co

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan