Anak Buah Menag Yaqut Kasih Saran, Kalau Belajar Agama harus Bijak, Kalau Tidak ya Gitu

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid. (Foto: Mufit/PojokSatu.id)

IDTODAY.CO – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid mengimbau masyarakat bijak dalam mempelajari agama agar tidak terjerumus kepada pemahaman yang salah.

Itu disampaikan Zainut merespon kegiatan Hizbur Tahrir Indonesia (HTI) dan Wahabi yang dihentikan Manajemen PT. Pelni baru-baru ini.

“Hendaknya masyarakat bijak sana dalam mempelajari tentang agama,” ucapnya kepada wartawan usai acara diskusi di Komplek Parleman, Senayan, Jakarta, Jumat (9/4/2021).

Zainut juga mengimbau masyarakat belajar tentang agama pada guru yang jelas.

Baca Juga: Satyo Purwanto: Pledoi Syahganda Bukan Hanya Pembelaan Diri Sendiri, Tapi Juga Untuk Demokrasi

Pasalnya, jika masyarakat belajar kepada guru yang salah dikhawatirkan menimbulkan pemahaman radikal.

“Pastikan itu belajar dari sumber-sumber yang memiliki otoritas pengetahuan keagmaan dari aspek keilmuanya sanad belajarnya,” jelasnya.

“Metede pembelajarannya dan sebagainya. Sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang terjerumus subtansi dari agama itu sendiri,” sambungnya.

Sebelumnya, penyetopan acara HTI dan Wahabi di PT Pelni itu juga ditanggapi Ketua Umum (Ketum) Jokowi Mania (Joman) Emmanuel Ebenezer.

Ia mengingatkan pemerintah mengantisipasi penyebaran paham radikalisme yang akan disebarkan HTI dan Wahabi pada bulan Ramadhan.

Menurut pria akrab dipanggil Noel itu, dua organisasi terlarang dimaksud sedang melakukan penetrasi di BUMN selama bulan Ramadhan ini.

“Mereka sedang melakukan penetrasi (pengaruh) di BUMN selama Bulan Ramadhan ke depan. Seperti yang terjadi BUMN Pelni,” kata Neol kepada PojokSatu.id, Kamis (9/4/2021).

“Ada flyer beredar tokoh tokoh HTI/wahabi mengisi dakwah. Untungnya manajemen Pelni cepat tanggap dan menyetop kegiatan tersebut,” lanjutnya.

Ia meninta agar semua BUMN harus clear dan bersih dari kegiatan keagamaan terkait radikalisme seperti HTI dan Wahabi.

Noel mengatakan meski organisasi itu dilarang keberadaannya di Indonesia.

Namun, mereka tetap akan melakukan berbagai cara menyebar paham radikalisme.

“Para tokoh HTI sudah dilarang akan mencoba mempengaruhi masyarakat dengan cover dakwah selama bulan ramadhan,” pungkasnya.

Baca Juga: Usai Kisruh Demokrat, Moeldoko Masih Dipercaya Jokowi, Ditunjuk Jadi Pengarah Tim Transisi TMII

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan