Anies Baswedan menyebut ada kekeliruan terhadap pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia saat ini, terutama terkait utak-atik buku dan kurikulum sekolah.

Menurutnya, pemerintah mestinya lebih fokus terhadap perbaikan kualitas tenaga pengajar, guru dan kepala sekolah ketimbang mengutak-atik buku dan kurikulum.

“Tapi justru yang diutak-atik itu bukunya dan kurikulumnya. Proyek. Proyek. Proyek,” kata Anies saat menghadiri ulang tahun Garda Pemuda NasDem di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat 14 Juli 2023.

Anies berpendapat, bahwa guru dan kepala sekolah adalah aset utama sekaligus faktor utama untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

“Seorang murid umumnya menyukai suatu mata pelajaran juga karena guru, bukan karena buku atau kurikulum,” ujarnya.

Dengan begitu, kata Anies, sekolah harusnya menghadirkan guru-guru yang menyenangkan. Jika pelajar merasa senang saat jam pelajaran usai, maka sekolah tersebut bermasalah, begitu pula sebaliknya.

“Kalau ada anak-anak datang ke sekolah itu dengan berat hati, berada di sekolah berat, pulang sekolah senang hati, itu bermasalah,” terangnya.

“Tapi kalau datang dengan senang hati, di sekolah senang hati, pulang berat hati, itu bagus sekolahnya. Jadi kualitas guru itu yang sangat menentukan,” imbuhnya.

Kesejahteraan Guru

Di sisi lain, kata Anies, untuk dapat menghadirkan guru yang baik harus ditopang sejumlah hal. Terutama kesejahteraan.

“Guru yang fokus mengajar harus ditopang dengan kesejahteraan, agar tidak mencari penghasilan lain di luar sekolah,” tegasnya.

Akan tetapi, lanjut Anies, pada prakteknya banyak guru yang memberikan les untuk mencari penghasilan tambahan di luar kelas.

“Kalau pendapatan dia hanya bisa untuk hidup 15 hari, ya 15 hari kemudian dia kesulitan. Jadi pendapatan dia harus cukup,” pungkasnya.

Sumber: disway.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan