IDTODAY.CO – Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyoroti upaya pemberangusan dan teror terhadap agenda diskusi yang digelar Fakultas Hukum UGM bertema ‘Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan’.
Iapun dengan tegas meminta adanya pengusutan tuntas dan tak main-main lantaran upaya ini sudah kelewat batas. Menurutnya, kampus harus merdeka dan terbebas dari belenggu politik.
“Saya usul UII lapor ke sinuwun aja…intervensi kepada kampus sudah lama didiamkan dan sepertinya dalam negara sudah tidak ada mekanisme untuk membebaskan kampus dari kungkungan politik yang mengancam dan mengintimidasi… dan teror.” cuit Fahri Hamzah lewat akun Twitternya, Minggu (31/5/2020).
Fahri Hamzah dengan tegas mengatakan intimidasi ini sudah masuk dalam teror kekuasaan yang khawatir akan demokratisasi yang dilakukan rakyat terhadap penguasanya.
“Harus diusut tuntas adanya “operasi di bawah” yang melakukan teror kepada kampus. Mereka selalu pakai atas nama “kemanan dan stabilitas”.” lanjut Fahri.
Menurut Fahri, presiden harus melakukan klarifikasi terkait kejadian tersebut untuk menyelamatkan nama baiknya dimanfaatkan orang-orang yang tak bertanggung jawab.
“Banyak yang mengatasnamakan presiden juga…pak Jokowi harus membuat penjelasan…benar atau tidak?” ujarnya lagi.
Ia menegaskan bahwa presiden Jokowi harus bisa menjamin terlaksananya demokrasi di Indonesia dengan melakukan respon cepat terhadap segala bentuk ancaman terhadap rakyat.
“Pak @jokowi percayalah bahwa rakyat ingin membantu bapak menciptakan negara yg aman dan nyaman..rakyat semuanya ingin tenang dan senang..covid datang dan kita semua susah..mari saling membantu bikin suasana yg bersahabat dan membantu kita mengatasi situasi ini.” pungkasnya.
Sebelumnya, para panitia penyelenggara diskusi dan narasumber juga mendapat berbagai serangan psikis. Keluarga dari panitia diketahui mendapatkan teror.
Salah satunya, narsumber yang juga Guru Besar UII, Nimatul Huda, mendapatkan intimidasi dan teror hingga mengganggu keamanan pribadi dan keluarganya.
Bahkan, rumah milik Nimatul Huda di daerah Sorogonen, Kota Yogyakarta menjadi sasaran teror orang tak dikenal yang berseliweran di depan rumahnya. Malah pintu rumahnya sempat digedor-gedor dan bel dipencet berulang kali.[Brz]