Disambut Ratusan Ribu Simpatisan, Cak Imin Bilang “Dentum Perubahan Itu Luar Biasa Besarnya”

Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyapa ratusan ribu simpatisannya dalam acara jalan sehat Pasangan Amin (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) di kawasan Simpang Balapan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu, 8 Oktober 2023.

Cak Imin mengatakan, semangat simpatisan di Malang Raya begitu luar biasa. Dia berharap gema dukungan perubahan dari Malang menjadi pelecut bagi daerah lain untuk menyuarakan hal serupa.

“Oleh karena itu, saya harap gema perubahan dari Malang ini bisa ditangkap oleh bangsa Indonesia. Yang mau cari kerja, yang mau jadi lurah; semua hal-hal yang jelek kita ubah jadi hal baik,” katanya.
Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyapa ratusan ribu simpatisannya

Baca Juga:  Alasan Buruh Yogya Ogah Pilih Capres Lingkaran Jokowi, Alihkan Dukungan untuk Anies Baswedan

Cak Imin, yang maju bersama Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, menilai gema perubahan terus berdentum makin besar.

Dia sempat ragu dengan istilah perubahan yang awalnya didengungkan oleh Partai Nasdem dan PKS saat mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Kini dia mengetahui secara persis perubahan yang dimaksud, di antaranya perubahan yang lebih baik dan lebih adil.

Baca Juga:  Dapat Dukungan Aktivis, Muhaimin: Mengingatkan AMIN untuk Tetap Teguh Berjuang

“Kita harus terus memberikan semangat perubahan dari Malang untuk Indonesia yang lebih maju lebih baik dan lebih adil. Insyaallah suara perubahan itu berdentum di semua warga bangsa. Saya awalnya juga ragu-ragu dengan istilah perubahan. Tapi setelah saya ketemu rakyat, ngobrol, ternyata dentum perubahan itu luar biasa besarnya,” ujarnya.

Cak Imin mengatakan, ada tiga elemen perubahan yang dia tangkap setelah berkeliling bertemu rakyat, yaitu perubahan cara kerja, cara berpikir, termasuk strategi pembangunan.
Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar menyapa ratusan ribu simpatisannya

Baca Juga:  Anies: Kader PKS Jangan Melupakan Sejarah

“Karena memang evaluasi sistem pembangunan biasanya 30 tahunan. Ini menuju 30 tahun era demokrasi reformasi, mana yang baik dilanjutkan, mana yang buruk dihentikan. Denyut perubahan baru saya sadari setelah saya keliling sejumlah wilayah,” ujarnya.

Sumber: VIVA.co.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Scroll to Top