Megawati: Saya Punya 9 Honoris Causa, Kalian 10 Ribu Peneliti BRIN Kalah!

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Net

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7). Ia bercerita soal kerap dibully karena status pendidikannya.

Megawati tak pernah menyelesaikan kuliah sehingga tak memiliki gelar S1. Megawati sempat duduk di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada 1965, namun berhenti tahun 1967.

Kemudian kuliah lagi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta tahun 1970, dan tidak selesai lagi berhenti pada tahun 1972. Padahal ia menyebut hal itu terjadi karena peristiwa politik.

“Saya sekolah saya dibilang dulu drop outlah, dibilang bodohlah apa saya diem aja. Karena sebetulnya itu persoalan politik. Tapi sekarang profesor saya dua, Honoris Causa saya 9, masih nunggu 6 lagi,” ucap Megawati dalam pidatonya, Rabu (26/7).

Saat berpidato di sejumlah acara, Megawati acap menyinggung soal ini. Hari ini Ketua Dewan Pengarah BPIP itu juga menyebut bahwa dirinya tak kalah dengan para peneliti BRIN.

“Makanya waktu menghadapi yang 10.000 (peneliti BRIN) ini saya bilang kalian kalah sama saya. Apa aja saya bisa ngomong. Ayo nuklir oke tanya Pak Handoko,” jelas dia.

Baca Juga:  PDIP Resmi Usung Gibran dan Teguh Prakosa di Pilwalkot Solo

“Saya sudah ngomong nuklir loh, ya apalagi, persenjataan? tahu alutsista. Kenapa? Loh saya panglima tertinggi dulu waktu presiden, Jadi kalian jangan main-main lho sama saya,” tegasnya.

Ia mengungkap alasannya kerap menyinggung soal gelar ini. Katanya, Mega tak mau isu latar pendidikannya digoreng jelang Pemilu 2024.

“Iya di sini saya harus ngomong seperti ini. Why? Karena sebentar lagi kan mau pemilu. Saya enggak mau digoreng-goreng lagi. Ini pernyataan saya tolong ditulis yang benar,” pungkasnya.

Megawati Beberkan Alasan Bersedia Jadi Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN

Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, sebenarnya dirinya ingin pensiun dalam mengurus negara.

Megawati saat ini mendapat mandat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) hingga Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca Juga:  Tokoh NU: Mengangkat Megawati jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN adalah 'Skandal Pengetahuan'

“Mulut saya ini kalau boleh dia ngomong sendiri pada diri saya, dia sebetulnya mau pensiun. Sudah jangan cerewet-cerewet. Tapi saya mikir, loh sayangi bangsa dan negera seperti apa yang diinginkan oleh Pak Jokowi,” kata Megawati saat menyampaikan pidato dalam acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7).

Turut mendampingi Megawati adalah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Megawati lantas membeberkan bagaimana dirinya diberi tugas oleh Jokowi menjadi Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN. Termasuk mengapa ia bersedia menerima tugas itu.

“Kenapa saya disuruh Pak Jokowi jadi BRIN padahal saya bilang, ‘Pak sudahlah, capek saya Pak, sudah BPIP,'” ucap Megawati.

“Beban BPIP itu lebih berat karena ideologi Pancasila. Tapi BRIN saya lihat juga research kita enggak jelas. Apa yang sudah di-research, saya ndak tahu. Terus ketika saya dikasih tugas menjadi ketua dewan pengarah, wadih, keren, BRIN,” tambah Megawati.

Baca Juga:  Soal Kritik KAMI Ke Pemerintah, Politikus PDIP: Sudah Basi

Lebih jauh, Megawati mengatakan dirinya sudah membuat terobosan sejak dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengarah BPIP. Salah satunya mengkampanyekan salam Pancasila.

Pekikan “Salam Pancasila” dilakukan dengan sikap berdiri dengan mengangkat tangan.

“Karena kalau salam ini sebetulnya itu resmi karena saya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, saya bicara pada Presiden bahwa ‘Pak, supaya rakyat itu ingat bahwa ideologi kita tuh Pancasila, enggak ada yang lain’,” jelas Megawati.

Menurutnya, jika ada rakyat yang tidak terima dengan salam Pancasila, mereka bisa memprotes langsung kepada Presiden Jokowi.

“Jadi kalau nanti pada mau marah, marahnya sama Pak Jokowi. Karena sudah dapat izin beliau sebagai Presiden,” ucap Megawati.

Megawati ingin ke depan dalam setiap upacara setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya harus ada salam Pancasila.

Masyarakat harus tahu dan paham bahwa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan tidak mudah.

Sumber: kumparan

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan