Menerka Menteri Ketendang Reshuffle Kabinet, Ray Rangkuti Singgung Risma, Sandiaga dan Gus Yaqut

Presiden Jokowi, Wakil Presiden Ma’ruf Amin bersama enam menteri baru. (Foto: BPMI Setpres)

IDTODAY.CO – Wacana reshuffle kabinet jilid II yang semakin menguat, menyeret sejumlah menteri yang dinilai layak untuk dicopot.

Diyakini, bahwa mereka yang ‘ditendang’ adalah para menteri yang sudah lebih setahun menjabat.

Akan tetapi, para menteri baru hasil reshuffle kabinet jili I lalu, diyakini masih tetap aman.

Alasannya, para menteri itu baru menjabat pada Desember 2020 lalu. Dengan demikian, sulit untuk menilai kinerjanya.

Untuk diketahui, ada enam menteri baru yang dilantik Jokowi saat itu.

Mereka adalah Tri Rismaharini (Mensos), Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif), dan Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan).

Lalu Yaqut Cholil Qomas (Menag), Budi Gunadi Sadikin (Menkes), serta M Lutfi (Mendag).

Pengamat politik Ray Rangkuti meyakini, keenam menteri itu kemungkinan tidak akan terdepak karena baru seumur jagung.

“Kalau dari aspek waktu, setidaknya nunggu satu tahun lah untuk ngukur kinerja,” ujar Ray Rangkuti dikutip dari RMOL (jaringan PojokSatu.id), Selasa (13/4/2021).

Ray menilai, Jokowi bukan tipikal pemimpin yang mengukur kinerja dalam waktu singkat.

“Dari aspek waktu itu terlalu cepat, karena belum sampe 3-4 bulan, itu bukan gayanya Pak Joko Widodo,” terangnya.

Sudah Moncer

Selain itu, keenam menteri baru itu terbilang langsung moncer karena telah menunjukkan gebrakan-gebrakan.

Sakti Wahyu Trenggono, misalnya, yang berani melarang melarang ekspor benih lobster yang sebelumnya dibuka Edhy Prabowo.

“Beliau sudah buat keputusan yang sekarang menarik kembali kebijakan ekspor benur. Itu cukup disambut khalayak,” tutur Ray.

Selain Trenggono, Menkes Budi Gunadi Sadikin juga dianggap telah melakukan gebrakan dengan menekan angka penularan Covid-19 dan menggenjot vaksinasi.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) ini juga mencatat, Trenggono adalah sosok menteri yang tidak bermasalah.

Selain itu, Ray tak menemukan suatu peristiwa yang memungkinkan menteri-menteri baru itu bakal digeser.

“(Alasan) Yang memungkinkan untuk direshuffle itu kinerja. Tapi, Kalau kinerja, gimana mengukurnya baru beberapa bulan,” tandasnya.

Baca Juga: Penembakan Laskar FPI dan Kasus Habib Rizieq Balas Dendam Kekalahan Ahok dan 9 Naga?

Sumber: pojoksatu.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan