Partai Demokrat memiliki kekuatan baru di Dapil Jawa Timur (Jatim) 6, Siti Aisyah MR Soekarno Putri, putri Bung Karno yang akan maju pada dapil yang terdiri dari Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/Kota Kediri, dan Tulungagung.
Aisyah mengaku sebagai putri dari Bung Karno dari pernikahan dengan Maharani Wisma Susana Siregar. Pernikahan tersebut berlangsung pada tahun 1958 hingga 1962.
Di Partai Demokrat, Aisyah yang juga berlatar belakang pengusaha ini akan berjuang membantu Partai Demokrat mendapatkan minimal satu kursi dari yang sebelumnya belum meraih satupun kursi.
Memutuskan maju melalui Partai Demokrat juga bukan tanpa alasan.
Menurutnya, ada berbagai pertimbangan yang membuatnya mengambil keputusan ini, di antaranya soal momentum perubahan pemerintahan.
Menurut Aisyah, ada hal dalam pemerintahan saat ini yang belum searah dari semangat Bung Karno
“Saya sebagai penerus dari proklamator, bapak saya, ayah saya, saya ingin menjadi putri yang mengisi kemerdekaan yang nyata dan sebenar-benarnya,” kata Aisyah saat dikonfirmasi dari Surabaya, Selasa (22/8/2023).
Ia mengakui selama ini mendapatkan tawaran dari sejumlah partai. Namun, pada akhirnya ia memilih mencalonkan diri sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPR RI dari Partai Demokrat.
Menurutnya, partai ini dinilai sesuai dengan arah kebaikan dibanding kondisi saat ini.
“Setelah ayah saya mengantar ke gerbang kemerdekaan, kemerdekaan itu belum benar-benar terasa merdeka. Sebab, masih ada butir dari lima sila yang belum terpenuhi,” katanya.
“Insyaallah, ketika saya menjadi anggota DPR, saya akan mewujudkan lima sila menjadi benar-benar nyata. Misalnya, soal kedaulatan negara. Negara kita kaya, tapi belum benar berdaulat,” kata perempuan yang berlatar belakang bankir ini.
Menurutnya, Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Pun demikian dengan sumber daya manusia. Namun, masih saja bergantung pada negara lain.
“Janganlah ketergantungan dengan negara lain. Seharusnya, kita berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Seperti halnya yang menjadi semangat ayah saya,” tandasnya.
Mencalonkan diri di Dapil Jatim 6, pihaknya juga siap bersaing dengan keluarga terdekatnya.
Mengingat, di dapil tersebut juga ada cucu Bung Karno yang ikut mencalonkan diri, Romy Soekarno (PDIP) dan Mohammad Mahardhika Suprapto atau yang dikenal sebagai Didi Mahardika (Gerindra).
“Saya kalau di situ (Dapil Jatim 6), sudah sangat siap. Kalau ada Romy, ada Didi alhamdulillah. Romy dan Didi merupakan keponakan, anak dari Mbak Rachma (Rachmawati Soekarnoputri). Saya dengan Mbak Rachma, satu bapak, lain ibu,” katanya.
Pihaknya menyerahkan kepada pemilih terhadap sosok yang dipercaya menjadi legislatif.
Menurutnya, pemilih harus mencari figur yang berpengalaman.
“Saya pernah bekerja di lembaga perbankan daerah hingga dunia selama puluhan tahun. Kami percaya pemilih memilih figur yang bisa kerja,” katanya.
Sekalipun putri proklamator, pihaknya tak serta merta akan selalu membawa nama ayahnya.
“Tidak mengandalkan nama belakang, nama bapaknya. Sayapun selama ini juga nggak menggunakan nama Soekarnoputri, jadi saya masuk untuk di perguruan tinggi maupun bekerja di perbankan juga karena Allah. Kalaupun saya nanti terpilih, juga karena Allah,” katanya.
Pihaknya menegaskan, event pemilu merupakan pesta demokrasi.
Sehingga, harus bisa memberikan manfaat, bukan dengan menimbulkan konflik perpecahan.
“2024 very crucial. Semua pengin jadi presiden. Semua ribut-ribut sendiri. Saling menghujat. Seharusnya tidak demikian. Sudahlah, bekerja saja. Diam dan tidak saling menghujat. Bekerja yang nyata membantu rakyat,” tegasnya.
Sumber: tajukpolitik