Gagalnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi bakal cawapres Anies Baswedan jadi perhatian pengamat politik Rocky Gerung. Menurut dia, konsep perubahan tak mungkin bisa dilakukan jika Anies berduet dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Bagi Rocky, hal itu disebut kondisionalitas yang menjadi absolut. Dia menyinggung selama ini Demokrat yang gencar menggaungkan perubahan. Hal itu kemudian yang dipersepsikan perubahan lewat duet Anies-AHY di 2024.

“Semua orang menganggap bahwa hanya melalui Anies-AHY, perubahan bisa dilakukan. Memang secara kualitas memang itu. Kan gak mungkin perubahan Anies dengan Sandi, Anies dengan Cak Imin, Anies dengan Erick Thohir segala macam itu,” kata Rocky, dalam YouTube Rocky Gerung Official dikutip pada Rabu, 6 September 2023.

Dia mengatakan Anies dipersepsikan sebagai antitesa dari Jokowi. Ia tak menafikan hal tersebut. Namun, bagi Rocky, sosok Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih kuat sebagai antitesa.

“SBY bahkan antitesanya lebih kuat dari Anies. Karena SBY selalu diposisikan sebagai faktor yang terus menerus mengganggu stabilitas politik rezim,” lanjut Rocky.

Menurut Rocky, Nasdem belum dianggap sebagai pengganggu. Tapi, menurutnya untuk personal Surya Paloh bisa dibilang penganggu. Ia mengatakan demikian karena masih banyak elite Nasdem yang awal sebelum deklarasi bacapres tak setuju dengan pemikiran Anies.

Baca Juga:  Anies: Institusi Bekerja untuk Publik, Bukan Kepentingan Keluarganya Sendiri

“Karena dalam Nasdem ada juga yang masih mungkin meneruskan proyek Jokowi sehingga di awal-awal tidak setuju dengan tesis Anies kan,” sebut Rocky.

“Kan banyak temen-temen Nasdem menganggap Anies terlalu jauh kalau antitesis kan. Itu dasarnya itu,” ujar Rocky.

Namun, bagi dia, Demokrat sudah dilihat sebagai antitesis pemerintahan Jokowi. Ia menyebut hal itu jadi kesulitannya Demokrat.

Baca Juga:  Faisal Basri: Saling Black Mailing, Oligarki Kekuasaan Tidak akan Bertahan Sampai 2024

“Bahwa Demokrat memang agak absolut mengejar antitesis perubahan itu. Tapi, secara pragmatis, dia tidak mendapat komposisinya itu,” jelasnya.

Kata dia, secara ide perubahan jika diinvestasikan ke Prabowo tak akan bisa jalan. Begitupun jika perubahan ke Ganjar juga sama tak jalan.

Sumber: viva.co.id

Tulis Komentar Anda di Sini

Iklan